Afed Hartanto, 050513292
(2009)
BIOTRANSFORMASI ASAM m-AMINO BENZOAT DENGAN KULTUR SUSPENSI SEL Solanum laciniatum Alt.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian sebelumnnya yang telah dilakukan (Syahrani, 1999) dimana pada penelitian tersebut kultur suspensi sel Solanum laciniatum tidak dapat melakukan reaksi biotransformasi konjugasi glikosil pada subtrat eksogen yang ditambahkan yaitu asam m-amino benzoat (MABA), sehingga penelitian ini ingin mengetahui apakah seiring berjalannya waktu kultur suspensi sel Solanum laciniatum Ait. dapat melakukan biotransformasi terhadap substrat eksogen asam m-amino benzoat yang ditambahkan.
Sebelum melakukan percobaan biotransformasi terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk mengetahui stabilitas asam m-amino benzoat terhadap pemanasan. Hal ini dilakukan karena media yang digunakan untuk kultivasi menggunakan metode panas basah yaitu autoklaf untuk sterilisasinya. Hasilnya asam m-amino benzoat stabil dalam pemanasan autoklaf pada suhu 121°C selama 25 menit.
Percobaan selanjutnya adalah uji toksisitas Solanum laciniatum terhadap asam m-amino benzoat. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar terbesar asam m-amino benzoat dalam media yang masih ditoleransi oleh kultur suspensi sel Solanum laciniatum. Konsentrasi asam m-amino benzoat yang digunakan adalah 50, 100, 250, 500 dan 750 ppm dan kultur dikultivasi selama 7 hari. Hasil dari percobaan menunjukkan kultur yang dikultivasi dengan media yang mengandung asam m-amino benzoat 250 ppm menunjukkan warna kultur yang masih baik dan IP yang tidak jauh berbeda dengan kadar asam in-amino benzoat terkecil 50 ppm.
Biotransformasi dilakukan dengan kadar asam m-amino benzoat terpilih dari percobaan uji toksisitas yaitu 250 ppm. Kultur direplikasi sebanyak 20 botol dan dikultivasi selama 7 hari. Pada hari ke-7 kultur dipanen dan diamati karakteristik pertumbuhannya. Setelah dikeringkan, kultur diekstraksi dengan menggunakan metanol dan dipekatkan. Hasil pemekatan sel perlakuan kemudian ditotolkan pada plat KLT bersama standar asam m-amino benzoat, kontrol sel, filtrat perlakuan dan filtrat kontrol sel. Langkah selanjutnya adalah mengeluasi kelima noda dengan campuran etil asetat : metanol : air = 77 : 13 : 10. Hasil eluasi kemudian dianalisis dengan KLT dan KLT-Densitometer untuk mengetahui profil kromatogram dan spekta UVnya.
Hasil dari percobaan biotransformasi menunjukkan bahwa terdapat noda pada ekstrak massa perlakuan yang memiliki spektra UV menyerupai asam m-amino benzoat serta memiliki nilai Rf lebih rendah dari asam m-amino benzoat. Noda produk biotransformasi tersebut bercampur pada letak spot yang sama dengan metabolit dari Solanum laciniatum sehingga untuk memastikannya dilakukan hidrolisis terhadap massa perlakuan dengan menggunakan HCL 0,1 N. Hasil hidrolisis menunjukkan produk biotransformasi asam m-amino benzoat tersebut mengalami hidrolisis sehingga tidak nampak lagi pada UV 254 nm sedangkan metabolit dari Solanum laciniatum tetap nampak pada UV 366 nm dan memiliki spektra UV yang menyerupai kontrol sel pada Rf yang sama. Hal ini membuktikan bahwa terdapat produk hasil biotransformasi dari asam m-amino benzoat di dalam kultur suspensi sel Solanum laciniatum Ait.
Actions (login required)
|
View Item |