Febrian Wahyu Mushonnifa, 050513334
(2009)
STUDI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS (Penelitian Dilakukan Di Instalasi Rawat Inap Bagian Kandungan Ibu, dan Anak RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Kanker serviks dalam arti luas adalah kanker ganas pada serviks uteri atau daerah servikal. Definisi yang lebih khusus tentang kanker serviks adalah kanker yang kebanyakan muncul di percabangan antara sel epitel kolumnar endoserviks dan sel epitel skuamosa ektoserviks pada zona perubahan metaplastik, khususnya pada utero selama pubertal dan kehamilan pertama. Pada kanker dikenal 5 modalitas terapi, yaitu pembedahan, radiasi, sitostatika, hormonal, dan imunoterapi. Dari kelima modalitas tersebut yang sudah baku untuk kanker serviks adalah pembedahan, radiasi, dan sitostatika. Obat-obat yang digunakan dalam kemoterapi memiliki indeks terapi yang sempit dengan toksisitas tinggi. Sedikit kesalahan dalam penentuan dosis dapat berakibat fatal bagi penderita.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, obat yang diberikan pada penderita hendaknya memperhatikan beberapa hal, seperti tepat indikasi, tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan waspada efek samping obat. Penggunaan kemoterapi memerlukan pengambilan keputusan yang cermat dengan mempertimbangkan manfaat dan toksisitasnya.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui profil demografi dan faktor resiko terjadinya kanker serviks di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya. Disamping itu juga mengidentifikasi pola penggunaan kemoterapi serta DRP (Drug Related Problem) terkait penggunaan kemoterapi pada pasien kanker serviks. DRP terkait penggunaan kemoterapi pads pasien kanker serviks antara lain ketepatan jenis obat, dosis, dan waktu penggunaan, interaksi obat, serta efek samping obat pada pasien selama berada di rumah sakit.
Penelitian yang dilakukan bersifat analisis deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif Bahan penelitian yang digunakan adalah Rekam Medik pasien dengan diagnosa kanker serviks di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya pada periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008. Analisis dilakukan berdasarkan data yang didapat dari Rekam Medik pasien kanker serviks. Analisis data meliputi tabel berisi profil demografi kanker serviks, profil atau gambaran tentang pola penggunaan kemoterapi pada pasien kanker serviks, serta efek samping yang ditimbulkan terkait penggunaan kemoterapi pada pasien kanker serviks yang dilakukan dengan cara membandingkan data yang didapat dengan terapi kanker serviks sesuai pustaka dan data efek samping obat sesuai pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus kanker paling banyak terjadi pada wanita dengan distribusi usia 53-62 tahun (47%). Faktor resiko terjadinya kanker serviks berkaitan dengan aktivitas seksual diantaranya usia coitus pertama pasien, jarak coitus dengan menarche, dan jumlah paritas. Jenis kanker serviks terbanyak adalah Squamous Cell Carcinoma (59%) dan stadium IIA, IIB, dan IIIB memiliki prevalensi yang sama masing-masing sebesar (30%). Penatalaksanaan kanker serviks tergantung dari stadium kanker dimana stadium IB dengan operasi (50%), IIA dengan kemoterapi (40%), IIB dengan kemoterapi (50%), dan stadium IIIB juga dengan kemoterapi (38%). Seluruh pasien (100%) mendapatkan Platinum Based Therapy sebagai first line drug dengan regimen kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi Cisplatin—5-Fluorourasil pada 14 pasien (70%) kemudian kemoradiasi (radiasi-Cisplatin) pada 3 pasien (15%). Dosis kemoterapi yang diberikan dihitung berdasarkan BSA (Body Surface Area) dan kg BB, sedangkan evaluasi atau outcome therapy dapat dilihat dari respons subyektif pasien.
Efek samping umum yang terjadi yaitu penurunan kondisi hematologis. Efek samping non hematologis yaitu terjadinya mual dan muntah, konstipasi, serta nyeri perut.
Dari penelitian ini dapat disarankan bahwa mengingat adanya insiden masalah terkait obat, maka diperlukan peran aktif farmasis dalam asuhan kefarmasian yang menyeluruh (Pharmaceutical Care) agar tercapai terapi pengobatan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Serta kegunaan Rekam Medik Pasien sebagai sarana dokumentasi, informasi, edukasi dan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit maka diharapkan pencatatannya tepat, lengkap dan jelas.
Actions (login required)
|
View Item |