Diana Isliutaminah, 050513395
(2009)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN Justicia gendarussa Burm.f SELAMA 108 HARI TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SPERMA PRIA NORMOSPERMIA.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Hingga sekarang program KB yang dicanangkan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat melalui pembatasan kelahiran dinilai cukup berhasil. Namun keberhasilan tersebut hanya diperuntukkan kaum wanita karena peserta akseptor KB sebagian besar adalah wanita, sedangkan kaum pria hanya sekitar 1,3% (SDKI, 2002). Oleh karena itu, perlu dikembangkan kontrasepsi pria yang aman, efektif, reversibel, dan dapat diterima masyarakat. Usaha menemukan alat atau bahan kontrasepsi pria telah banyak dilakukan oleh peneliti di beberapa negara dengan memanfaatkan bahan alami (tumbuhan). Salah satu diantaranya adalah Justicia gendarussa Burm.f. Keuntungan memanfaatkan bahan asal tumbuhan antara lain, toksisitasnya rendah, mudah diperoleh, murah dan kurang menimbulkan efek samping (Tadjuddin, 1984).
Daun Justicia gendarussa Burm.f telah digunakan secara tradisional oleh sebagian rakyat Irian Jaya sebagai obat kontrasepsi pria (Soerjowinoto and Pujorianto,1985). Justicia gendarussa Burm.f mengandung flavonoid dan triterpen, bahan-bahan tersebut diduga memiliki efek antifertilitas. Dari penelitian sebelumnya, ekstrak diklorometan mengandung empat macam terpenoid (Wardoyo, 1996) dan ekstrak metanolnya mengandung flavonoid (Bambang PEW, tidak dipublikasikan). Beberapa komponen diketahui memiliki aktifitas inhibitor enzim hyaluronidase dan sebagian besar dari komponen tersebut adalah senyawa golongan flavonoid, antara lain : (+)-katekin dan kirantin (flavonoid), dehidrokuersetin, eriodiktiol, dan naringenin (flavanon), hesperidin, hesperidin terfosforilasi, rutin, dan xanthorhamnol (glikosida flavonoid), tektoridin dan tektorigenin (isoflavon). Berdasarkan penelitian mengenai aktifitas antifertilitas Justicia gendarussa Burm. f. komponen mayor flavonoid yang memiliki aktifitas antifertilitas adalah 6,8-di-C-0-L-arabinosilapigenin yang termasuk dalam glikosida flavonoid (Prajogo, 2002).
Hasil uji praklinik yang telah dilakukan membuktikan secara signifikan potensi daun Justicia gendarussa Burm.f sebagai kontrasepsi pria non hormonal yang pada dosis tertentu tidak mempengaruhi proses spermatogenesis, namun tetap memiliki efek hambatan terhadap aktivitas enzym hyaluronidase sehingga tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas spermatozoa. Agar Justicia gendarussa Burm.f dapat digunakan masyarakat luas dengan aman dan efektif, maka perlu dilakukan uji klinik fase I. Pada uji klinik fase I kali ini akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak ethanol 70% daun Justicia gendarussa Burm.f terhadap kualitas dan kuantitas sperma pria dengan normospermia. Penelitian ini dilakukan selama 108 hari atau satu setengah siklus spermatogenesis, untuk mengetahui pengaruh yang sebenarnya dari pemberian ekstrak ethanol 70% daun Justicia gendarussa Burm.f terhadap kualitas dan kuantitas sperma pada pria normospermia. Karena sperma yang dihasilkan dalam satu siklus spermatogenesis akan habis dari saluran ejakulasi setelah 15 sampai 20 kali ejakulasi (Wilopo, 2006).
Tahap pertama dalam penelitian yaitu penyortiran daun kemudian dikeringkan dan digiling dengan mesin penggiling. Serbuk yang dihasilkan dimaserasi dengan aquadest dan ditambahkan HC1 20 % sampai pH 3-4. Maserat dinetralkan dengan cara dicuci dengan air sampai pH 7, kemudian ditiriskan dan dikeringkan dengan oven pada suhu 60°C. Tahapan berikutnya adalah ekstraksi dengan pelarut etanol 70% untuk menyari komponen mayor flavonoid, yang mempunyai aktifitas hambatan enzim hyaluronidase. Ekstrak yang dihasilkan dipekatkan dengan oven pada suhu 40°C, kemudian disimpan pada suhu kamar untuk diformulasi menjadi kapsul.
Sediaan kapsul Justicia gendarussa Burm.f, diberikan pada 36 subyek penelitian yakni pria dengan normospermia yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan yakni kelompok dosis 1 (284,5 mg/70 kg BB), kelompok dosis 2 (213,4 mg/70 kg BB), dan kelompok kontrol (plasebo) selama 108 hari. Kemudian setiap 2 minggu dilakukan analisis sperma pada setiap subyek penelitian yang meliputi uji makroskopis (volume, warna, pH, bau, dan konsistensi) dan uji mikroskopis (morfologi, konsentrasi, motilitas, dan viabilitas) untuk mengamati adanya pengaruh ekstrak etanol Justicia gendarussa Burm.f terhadap kualitas dan kuantitas sperma per satuan waktu.
Analisa sperma dilakukan dengan metode yang direkomendasikan oleh WHO tahun 1999, dan data yang diperoleh dianalisa secara statistik parametrik Anova (semua parameter uji makroskopis dan konsentrasi) dan statistik non parametrik Kruskal-wallis (morfologi, motilitas dan viabilitas). Dimana keduanya menggunakan derajat kepercayaan P = 5% atau 0,05.
Hasil uji makroskopis (volume, pH, warna, bau, konsistensi) dan uji mikroskopis (motilitas, konsentrasi dan morfologi ) yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Justicia gendarussa Burm.f dengan dosis 284,5 mg/70 kg BB dan 213,4 mg/70 kg BB tidak berbeda makna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua dosis perlakuan tersebut tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas spermatozoa pria normospermia yang dinyatakan dalam uji parameter makroskopis dan uji parameter mikroskopis tersebut. Hal ini disebabkan karena kedua dosis tersebut tidak mempengaruhi proses spermatogenesis sehingga parameter makroskopis dan parameter mikroskopis juga tidak terpengaruh. Diharapkan ada penelitian lanjutan pada populasi yang lebih luas yakni uji klinik fase II untuk meneliti lebih lanjut tentang efektivitas dan keamanan penggunaan Justicia gendarussa Burm. f sebagai kontrasepsi pria.
Actions (login required)
|
View Item |