PENGARUH PEG 400 SEBAGAI KOSOLVEN TERHADAP KELARUTAN PHENYTOIN

HANUNG WASONGKO, 050112429 (2006) PENGARUH PEG 400 SEBAGAI KOSOLVEN TERHADAP KELARUTAN PHENYTOIN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRACT)
gdlhub-gdl-s1-2006-wasongkoha-1735-ff1550-k.pdf

Download (274kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-wasongkoha-1735-ff155_06-min.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sebagian besar sediaan parenteral berupa larutan dengan pembawa air. Dalam memformulasi sediaan parenteral perlu diperhatikan sifat kelarutan bahan obat dalam air. Kelarutan bahan obat yang kecil menimbulkan permasalahan dalam formulasi sediaan parenteral. Untuk meningkatkan kelarutan dapat ditempuh salah satunya dengan cara penggunaan sistem kosolven. Kosolven yang dapat dipakai dalam sediaan parenteral diantaranya adalah polietilen glikol (PEG 400). PEG 400 merupakan pelarut kuat yang mampu meningkatkan kelarutan bahan obat secara signifikan. Kelarutan bahan obat dalam air dipengaruhi salah satunya oleh pH misalnya Phenytoin. Phenytoin praktis tidak larut dalam air pada pH mendekati pH tubuh.Untuk memenuhi dosis Phenytoin sediaan parenteral sebesar 50mg/ml larut dalam air maka perlu dibuat pH 11,5-12,1 dan dibantu dengan adanya kosolven propilen glikol-etanol untuk mencegah pengendapan Phenytoin akibat turunnya pH. Penggunaan pH sangat alkali dan etanol dapat menimbulkan rasa sakit, terbakar, dan phlebitis saat pemberian. Dalam rangka membuat sediaan parenteral Phenytoin yang mempunyai pH mendekati pH tubuh maka perlu dilakukan dengan mencari kosolven kuat yang mampu melarutkan Phenytoin pada pH tersebut misalnya adalah PEG 400. Karena kelarutan Phenytoin dalam PEG 400 belum diketahui maka dalam penelitian ini dilakukan penentuan kelarutan Phenytoin dalam kosolven PEG 400-air dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% (% v/v) dalam dapar fosfat 0,1 M pH 6,5; pH 7,5 dan pH 8,5. Kadar Phenytoin terlarut diamati dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Penentuan kelarutan Phenytoin dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu penentuan panjang gelombang maksimum Phenytoin dalam masing¬masing pelarut, pembuatan kurva baku dan waktu tercapainya kelarutan jenuh. Dari profil kelarutan Phenytoin terhadap konsentrasi PEG 400 diketahui bahwa terjadi peningkatan kelarutan Phenytoin seiring peningkatan konsentrasi PEG 400. Peningkatan kelarutan Phenytoin juga terjadi pada kenaikan pH. Peningkatan secara signifikan dicapai pada konsentrasi PEG 400 30% dan 40% (% v/v). Dari hasil kelarutan Phenytoin yang diperoleh dapat diketahui kekuatan solubilisasi (cD)PEG 400 dengan cara metode analisis model log linier. Dari kurva log linier kelarutan Phenytoin terhadap fraksi volume PEG 400 diperoleh hasil pada pH 6,5 ke pH 7,5 kekuatan solubilisasi PEG 400 meningkat dan menurun pada ph 8,5.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF.155/06 Was p
Uncontrolled Keywords: PHENYTOIN
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS1-441 Pharmacy and materia medica
Divisions: 05. Fakultas Farmasi
Creators:
CreatorsNIM
HANUNG WASONGKO, 050112429UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSOEMARTINI, DrA. S.,MARS.,Apt.UNSPECIFIED
Thesis advisorDEWI ISADIARTI, Dra. ,M.Si.,AptUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Deby Felnia
Date Deposited: 23 Aug 2006 12:00
Last Modified: 03 Jul 2017 20:26
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8727
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item