ARISKA AYU ANGGITA, 071511233007 (2019) PERUBAHAN KEBIJAKAN INDONESIA PADA KEANGGOTAAN ORGANIZATION OF THE PETROLEUM EXPORTING COUNTRIES (OPEC) TAHUN 2015-2016. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
ABSTRAK.pdf Download (68kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (80kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (203kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FIS HI 94 19 Ang p.pdf Restricted to Registered users only until 27 September 2022. Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
JURNAL SKRIPSI_ARISKA AYU ANGGITA_071511233007-dikonversi.pdf Download (113kB) |
Abstract
Indonesia pertama kali bergabung menjadi full member OPEC pada tahun 1962. Sebagai negara eksportir minyak saat itu, Indonesia berkeinginann dekat dengan negara-negara lain untuk menguruangi monopoli dari seven sisters dan menjaga stabilitas harga. Indoensia sempat dua kali mencapai puncak tertinggi produksi minyaknya, namun tidak lama setelah itu produksi minyak Indonesia terus menurun. Hingga pada tahun 2004 Indonesia bertatus sebagai net oil importir, kondisi ini berpengaruh pada keanggotaan di OPEC. Pada tahun 2008 Indonesia resmi memutuskan keluar dari OPEC, karena pemerintah menilai negara sedang berstatus importir dan mungkin akan kembali jika kondisi produksi sudah bisa memenuhi kebutuhan domestik dan kembali dapat menjadi eksportir minyak. Namun, pada tahun 2015 kondisi produksi Indonesia sedang berada pada titik terendah, justru pada tahun tersebut Indonesia memutuskan untuk kembali bergabung menjadi full member OPEC. Hingga resmi diterima pada sebagai anggota, namun pada tahun 2016 Indonesia kembali membuat kebijakan untuk keluar lagi dari keanggotaan tersebut. Untuk melihat perubahan kebijakan keanggotaan Indonesia pada OPEC dianalisis melalui Level of Analysis yang secara spesifik menggunakan model yang ditawarkan Gustavvson. Melihat perubahan luar negeri dipengaruhi oleh faktor domestik dan internasional, yang akan mempengaruhi pembuat kebijakan Melihat dinamika keanggotan Indonesia di OPEC, Indonesia kembali menjadi full member tahun 2015 memiliki kepentingan untuk menambah ketahanan energi domestik. Adanya kondisi minyak dunia yang melimpah ada tahun 2014, dan kondisi domestik yang berada di titik produksi terendah membentuk persepsi pemerintah Indonesia dalam memperoleh ketahanan energi dengan dekat dari negara-negara eksportir di dalamnya. Kemudian kebijakan Indonesia keluar karena adanya ancaman baru bagi ketahanan energi yang disebabkan adanya kebijakan baru OPEC untuk melakukan pemotongan produksi bagi negara-negara anggotanya, dan adanya pertimbangan cost and benefit yang diperoleh.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS HI 94/19 Ang p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | OPEC, Indonesia, Importir, Ketahanan Energi, Full Member | ||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Marina | ||||||
Date Deposited: | 27 Sep 2019 06:08 | ||||||
Last Modified: | 27 Sep 2019 06:08 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/87720 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |