NUKE MARETNOWATI, 050112424
(2005)
UJI TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR KULIT BATANG Artocarpus champeden Spreng DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI MENCIT.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penggunaan tanaman obat sebagai obat alternatif dalam pengobatan oleh masyarakat semakin meningkat sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan khasiat dan keamanan tanaman obat tersebut. Pada penelitian ini telah dilakukan uji toksisitas akut dan subakut dengan parameter gambaran histopatologi hati mencit pads ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang Artocarpus champeden Spreng atau dikenal dengan nama cempedak.
Uji toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 30 ekor yang dibagi ke dalam 3 kelompok masing¬masing 10 ekor. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol diberikan CMC-Na 0,5%. Kelompok 2 dan 3 merupakan kelompok uji yang masing-masing diberi ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak yang diberikan dalam bentuk suspensi CMC-Na 0,5%. Dosis yang diberikan merupakan dosis tertinggi (dosis LDS, yang relatif tidak berbahaya) yaitu 21 g ekstrak 1 kg BB mencit. Pemberian sediaan dilakukan satu kali dan diamati jumlah hewan coba yang mati selama 24 jam setelah pemberian dan selama satu minggu dengan ruse per oral. Hasil uji toksisitas akut pads mencit menunjukkan bahwa pads dosis tersebut tidak menimbulkan respon kematian pads hewan coba sehingga dapat disimpulkan bahwa semua toksisitas akut yang berbahaya dapat disingkirkan dan LD50 tidak perlu ditentukan atau dapat pula dianggap dosis yang digunakan yaitu dosis LDso yang relatif tidak berbahaya merupakan LD50 untuk ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak.
Pada uji toksisitas subakut dilakukan pemberian suspensi ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak sehari sekali selama 30 hari dengan rote per oral. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih untuk masing-masing ekstrak sebanyak 50 ekor yang dibagi ke dalam 5 kelompok masing-masing 10 ekor. Setiap kelompok diuji dengan dosis yang berbeda yaitu kelompok yang diuji dengan dosis lazim (DI), 5x dosis lazim (D2), 10x dosis lazim (D3). Digunakan dua kelompok kontrol yaitu kelompok kontrol CMC-Na 0,5% (KC), dan kelompok kontrol tanpa perlakuan (KT). Dosis lazim yang digunakan adalah dosis lazim penggunaan pads manusia yang dikonversikan ke mencit. Pada akhir masa uji dilakukan pembedahan dan diambil organ hatinya kemudian diamati perubahan yang terjadi melalui preparat histotologinya. Perubahan diamati pada lima lapang pandang, diberi skor kemudian diolah menggunakan Uji Kruskal Wallis. Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Perbandingan Berganda (Uji Z) 5%. Dari basil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air kulit batang cempedak dapat menyebabkan degenerasi sel hati sedangkan ekstrak etanol kulit batang cempedak dapat menyebabkan kerusakan sel hati berupa degenerasi dan nekrosis pada dosis 15,55 mg.
Berdasarkan basil penelitian yang telah dilakukan pada mencit, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak termasuk zat yang relatif kurang berbahaya. Dan bila dikonsumsi secara teratur selama satu bulan, ekstrak air cukup aman terhadap organ hati sedangkan ekstrak etanol dapat menyebabkan kerusakan hati yaitu degenerasi dan nekrosis.
Actions (login required)
|
View Item |