Anni Maftuhah, 050112362 (2006) Uji Aktivitas Antiinflamasi Fraksi N - Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Dari Buah Morinda Citrifolia Linn Pada Tikus Putih. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-maftuhahan-1665-ff7706-k.pdf Download (394kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-maftuhahan-1665-ff77_06.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Untuk menjaganya seringkali digunakan obat-obatan modern ataupun tradisional. Oleh karena itu dilakukan penelitian guna menggali potensi dari obat-obatan tradisional pada tanaman obat yang berkualitas baik. Salah satu tanaman obat yang memiliki potensi bagi kesehatan yaitu Morinda citrifolia Linn atau lebih dikenal dengan mengkudu yang sudah banyak digunakan dan dilaporkan memiliki banyak kegunaan karena kandungan senyawa¬senyawa berkhasiat dalam tanaman tersebut seperti antrakinon, alkaloid, flavonoid, skopoletin, asam oktanoat, vitamin C, vitamin A, karoten, asam amino asam kaproat, asam kaprilat, asam ursolat, acubin, rutin dan proxeronin. Khasiat yang bisa diambil dari tanaman ini antara lain untuk mengurangi udema karena dalam tanaman ini mengandung skopoletin yang sangat efektif sebagai nt color="#FF0000">antiinflamasint> dan antialergi. Hal ini didukung dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa Morinda citrifolia Linn dalam bentuk jus (Tahinian Noni Jus = TNJ) merupakan inhibitor yang selektif terhadap COX-2 pada jantung, kolon, paru dan juga sebagai antiiflamasi pada injuri liver akut yang diinduksi dengan CC14 (www.China Pharm.com). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian terhadap nt color="#FF0000">aktivitasnt> nt color="#FF0000">antiinflamasint> dari buah Morinda citrifolia Linn dengan menggunakan nt color="#FF0000">fraksint> n¬heksana, nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan nt color="#FF0000">fraksint> etanol. Untuk pengukuran nt color="#FF0000">aktivitasnt> nt color="#FF0000">antiinflamasint> ini digunakan model udema karagen pada kaki tikus dengan memakai alat pletismometer sehingga dapat diketahui persen redukasi radang pada kaki tikus dengan adanya ketiga nt color="#FF0000">fraksint> tersebut. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih yang dipuasakan terlebih dahulu kemudian dibagi dalam lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5% 2ml/200g BB tikus), kelompok kontrol positif (Natrium diklofenak 3 mg/200gBB tikus), kelompok nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana (19,748mg/200gBB tikus), kelompok nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat (15,268mg/200gBB tikus) dan kelompok nt color="#FF0000">fraksint> etanol (264,984mg/200gBB tikus). Setiap kelompok diperlakukan dengan cara yang sama yaitu pemberian suspensi sesuai kelompok di atas secara peroral kemudian disuntik dengan karagen 1% 0,05 ml secara intraplantar pada telapak kaki tikus. Kemudian mencelupkan kaki yang diinduksi tadi pada alat pletismometer tiap jam selama delapan jam berturut-turut. Hasil pengukuran volume udema (ml) telapak kaki tikus tiap jam dibuat grafik serta kurva dari data rata-rata volume udema tiap jam semua kelompok. Terlihat bahwa pada kelompok kontrol negatif menunjukkan adanya peningkatan udema pada lima jam pertama, setelah itu mulai terjadi penurunan udema. Pada kelompok nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan nt color="#FF0000">fraksint> etanol, terlihat efek yang hampir sama yaitu keduanya menunjukkan adanya peningkatan udema pada tiga jam pertama, kemudian mengalami penurunan setelahnya. Sedangkan pada nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana menunjukkan adanya penurunan udema yang lebih besar dari pada kelompok nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan etanol. Hal ini menunjukkan adanya nt color="#FF0000">aktivitasnt> nt color="#FF0000">antiinflamasint> pada ketiga nt color="#FF0000">fraksint> tersebut. Data ini juga dianalisis secara statistika dengan menggunakan program SPSS dengan cara anova dua arah pada derajat kepercayaan 95% dengan tujuan untuk mengetahui apakah nt color="#FF0000">aktivitasnt> yang ditimbulkan berbeda secara bermakna dari masing-masing kelompok perlakuan. Berdasarkan perhitungan statistika yang dilakukan pada hasil penelitian deketahui bahwa pada masing-masing kelompok ada perbedaan bermakna pada α=0,05. Hasil nt color="#FF0000">ujint> HSD juga menunjukkan adanya beda makna antara kelompok kontrol negatif yang hanya menerima CMC Na 0,5% dengan kelompok kontrol positif yang menerima natrium diklofenak. Kelompok kontrol positif menunjukkan perbedaan bermakna dengan kelompok nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana, nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan nt color="#FF0000">fraksint> etanol. Namun nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana memiliki perbedaan yang lebih besar daripada nt color="#FF0000">fraksint> etanol dan etil asetat. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa natrium diklofenak mampu menurunkan radang sebesar 74,07%, sedangkan pada nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana dengan dosis 19,748mg/200gBB tikus mampu menurunkan volume radang sebesar 62,69% dan pada nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dengan dosis 15,268mg/200gBb tikus serta nt color="#FF0000">fraksint> etanol dengan dosis 264,984mg/200gBB tikus dapat menurunkan volume radang sebesar 27,78%. Maka dapat disimpulkan bahwa nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana, nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan nt color="#FF0000">fraksint> etanol memberikan nt color="#FF0000">aktivitasnt> antiiflamasi, dimana nt color="#FF0000">fraksint> n-heksana menunjukkan nt color="#FF0000">aktivitasnt> yang paling besar daripada nt color="#FF0000">fraksint> etil asetat dan etanol.

Actions (login required)

View Item