ISOLASI ETIL p-METOKSISINAMAT DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga, L.)DAN TRANSFORMASINYA MENJADI N-(4-NITROFENIL)-p-METOKSISINAMAMIDA

I MADE EKA SETIAWAN, 050012323 (2008) ISOLASI ETIL p-METOKSISINAMAT DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga, L.)DAN TRANSFORMASINYA MENJADI N-(4-NITROFENIL)-p-METOKSISINAMAMIDA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-setiawanim-1699-ff1460-k.pdf

Download (465kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-setiawanim-1699-ff14606.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sinamamida telah diketahui memiliki aktivitas sebagai repellent terhadap hama, disamping juga aktivitas farmakologis yang lain. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa turunan sinamamida yaitu N-(4-nitrofenil)-p¬metoksisinamamida yang kemungkinan memiliki aktivitas seperti senyawa induknya. Senyawa turunan sinamamida diperoleh dari turunan asam sinamat yang merupakan metabolit sekunder dari berbagai macam tanaman. Pada penelitian ini digunakan rimpang kencur (Kaempferia galanga, L.) yang diketahui mengandung senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS). Tahap pertama dari penelitian ini adalah isolasi EPMS dari rimpang kencur. Isolasi EPMS dilakukan dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etanol 95%. Dari hasil isolasi diperoleh kristal jarum berwarna putih. Pada pengamatan terhadap isolat secara KLT dengan beberapa sistem fase gerak menunjukkan hanya satu noda. Dapat disimpulkan bahwa isolat murni secara KLT. Pada uji kemurnian hasil isolasi dengan titik lebur didapatkan harga sebesar 46-47,5 °C. Identifikasi isolat secara spektroskopi dilakukan dengan spektoskopi infra merah dan 1H-NMR. Dari identifikasi dengan menggunakan spektroskopi infra merah memberikan pita serapan pada 1075 cm. yang menunjukkan vibrasi gugus C=0 ester. Adanya gugus C-0 ester ditunjukkan oleh vibrasi ulur pada 1172 cm-1. Pita pada 2980 cm-I adalah vibrasi ulur gugus C-H jenuh. Sedangkan vibrasi ulur gugus C=C aromatis ditunjukkan oleh pita serapan pada 1512 cm-1. Gugus C~ terkonjugasi dengan inti aromatis ditunjukkan oleh pita serapan pada 1630 cm-I. Identifikasi secara spektroskopi H-NMR didapatkan adanya puncak triplet pada geseran kimia 1,33 ppm dan puncak kuartet pada pergeseran kimia 4,27 ppm. Pola pembelahan dan letak geseran kimianya sesuai untuk sistem –CO-O¬CH2-CH3. Puncak serapan singlet dengan geseran kimia 3,82 ppm sesuai untuk gugus -OCH3. Proton pada lingkungan alkena dengan konformasi trans ditunjukkan oleh puncak dublet pada geseran kimia pada 6,30 dan 7,64 ppm. Sedangkan puncak dublet pada geseran kimia 7,47 dan 6,89 ppm menunjukkan proton pada cincin benzena. Dari data-data identifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa isolat adalah etil p-metoksisinamat. Dari isolasi rimpang kencur didapatkan EPMS sebanyak 2,4% dari berat kering. Langkah selanjutnya dilakukan hidrolisis EPMS untuk mendapatkan asam p-metoksisinamat (APMS). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan KOH. Hasil hidrolisis berupa kristal jarum berwarna putih. Pengamatan terhadap hasil hidrolisis secara KLT dengan beberapa sistem fase gerak menunjukkan hanya satu noda. Dapat disimpulkan bahwa hasil hidrolisis murni secara KLT. Pada uji kemurnian hasil hidrolisis dengan titik lebur didapatkan harga sebesar 167-169 °C. Identifikasi hasil hidrolisis secara spektroskopi dilakukan dengan spektoskopi infra merah dan 'H-NMR. Dari identifikasi dengan menggunakan spektroskopi infra merah diketahui bahwa EPMS sudah mengalami perubahan menjadi APMS. Hal ini bisa dilihat dari adanya puncak yang melebar pada daerah 3000 – 2500 cm 1 yang menunjukkan adanya gugus 0-H ulur karboksilat. Disamping itu gugus C=0 ditunjukkan oleh pita pada1685 cm-1 Setelah dibandingkan dengan spektrum infra merah dari pustaka maka dapat dilihat adanya kesamaan terutama pada daerah sidik jari (1300 – 600 cm-I). Identifikasi secara spektroskopi 'H-NMR didapatkan adanya puncak singlet dengan geseran kimia 3,84 ppm yang sesuai bagi proton yang terdapat pada gugus -OCH3. Proton pada geseran kimia 6,22 dan 6,40 ppm serta pada geseran kimia 7,66 dan 7,84 ppm sesuai untuk proton pada lingkungan alkena dengan proton yang terletak pada posisi trans. Adanya inti aromatis ditunjukkan oleh proton dublet pada 6,86 dan 6,96 ppm serta 7,45 dan 7,55 ppm. Sintesis senyawa amida dari bahan awal APMS dan p—nitroanilina dengan pereaksi DCC dilakukan pada suhu 0 °C selama 8 jam. Hasil sintesis berupa kristal jarum berwarna putih. Pengamatan terhadap hasil hidrolisis secara KLT dengan beberapa sistem fase gerak menunjukkan hanya satu noda. Dapat disimpulkan bahwa hasil hidrolisis murni secara KLT. Pada uji kemurnian hasil hidrolisis dengan titik lebur didapatkan harga sebesar 198-200 °C. Identifikasi hasil sintesis secara spektroskopi dilakukan dengan spektoskopi infra merah dan 'H-NMR. Dari identifikasi dengan menggunakan spektroskopi infra merah dapat dilihat telah terjadi penggantian gugus 0-H karboksilat dari APMS menjadi gugus N-H yang ditunjukkan oleh pita kuat dan tajam pada bilangan gelombang 3260 cm-1. Disamping itu dari spektrum diketahui adanya gugus C=0 pada bilangan gelombang 1707 cm-1. Adanya kedua gugus ini (C=O dan N-H) menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan suatu amida. Pita serapan tunggal (N-H) menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan suatu amida sekunder. Identifikasi secara spektroskopi 1H-NMR didapatkan adanya puncak singlet dengan geseran kimia 3,84 ppm yang sesuai bagi proton yang terdapat pada gugus —OCH3. Proton pads dua gugus aromatis memberikan puncak dublet pads geseran kimia 6,94 dan 6,85 ppm dengan konstanta kopling 9 Hz serta puncak dublet pads geseran kimia 7,49 dan 7,39 ppm dengan konstanta kopling juga sebesar 9 Hz. Sedangkan proton pada gugus alkena dengan konformasi trans memberikan puncak dublet pada geseran kimia 6,61 dan 7,65 ppm dengan konstanta kopling sebesar 15 Hz. Proton pada gugus N-H amida pada spektrum ini tidak tampak. Hal ini disebabkan karena proton yang terikat pada atom N dapat berada pada rentang geseran kimia yang lebar dan sering kali tidak teramati. Pola pemisahan puncak-puncak pada spektrum 1H-NMR senyawa hasil sintesis pada dasarnya telah sesuai dengan hasil yang dikehendaki yaitu N-(4-nitrofenil)-p-metoksisinamamida. Namun pada spektrum 1H-NMR juga terdapat puncak serapan pada geseran kimia 1,20 — 2,00 ppm. Dengan timbulnya puncak serapan pada daerah ini ada kemungkinan bahwa senyawa hasil sintesis masih mengandung pengotor. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N-(4-nitrofenil)-p-metoksisinamamida dapat disintesis dari asam p-metoksisinamat hasil isolasi rimpang kencur dengan pereaksi p-nitroanilina dan DCC dengan persentase hasil sebesar 50%. Disamping itu dapat disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang metode pemisahan zat pengotor dari senyawa hasil sintesis selain dengan metode rekristalisasi maupun kromatografi kolom.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF 146/06 Set i
Uncontrolled Keywords: ZINGIBERACEAE; MEDICINAL PLANTS
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
R Medicine > R Medicine (General) > R856-857 Biomedical engineering. Electronics. Instrumentation
Divisions: 05. Fakultas Farmasi
Creators:
CreatorsNIM
I MADE EKA SETIAWAN, 050012323UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorHERU WIBOWO, Drs. ,MS., AptUNSPECIFIED
Thesis advisorHADI SISWONO, Dr. H.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Deby Felnia
Date Deposited: 16 Aug 2006 12:00
Last Modified: 24 Oct 2016 23:06
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8857
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item