BEATRICE YODIANTO, 050810149 (2013) STUDI PROFIL METABOLIT FRAKSI EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT AGOT 1A DARI Aglaia odorata LOUR SECARA KLT-DENSITOMETRI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
download.php_id=gdlhub-gdl-s1-2013-yodiantobe-23384&no=6 Download (1kB) |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2013-yodiantobe-23384-1.coverFULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Endofit adalah organisme yang menginfeksi secara internal, tidak menarik perhatian, dan tidak menimbulkan gejala pada jaringan tanaman yang terinfeksi (Schulz et al., 2006). Endofit memiliki hubungan simbiosis dengan tanaman inangnya, sehingga dianggap sebagai penghasil metabolit sekunder baru, yang memiliki potensi untuk pemanfaatan dalam bidang medis, dan/atau industri (Strobel & Daisy, 2003). Aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh tanaman, diakibatkan oleh senyawa-senyawa kimia yang disintesis oleh tanaman tersebut (Cowan, 1999). Aglaia odorata Lour (pacar cina), tanaman inang dari jamur endofit Agot 1a yang digunakan dalam penelitian ini, proses isolasinya dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Dari proses isolasi tersebut didapatkan 135 isolat, yang ekstraknya menurut riset yang belum dipublikasikan menunjukkan metabolitnya memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan. Berdasarkan penelitian preeliminary yang telah dilakukan, ekstrak etil asetat jamur endofit dari tanaman Aglaia odorata Lour terbukti memiliki aktivitas antimikroba. 11 jenis ekstrak yang diuji, yang mana salah satunya adalah ekstrak jamur endofit Agot 1a, terbukti memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri uji Escherichia coli, dan beberapa jenis ekstrak di antaranya terbukti memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi profil KLT metabolit fraksi-fraksi ekstrak jamur endofit Agot 1A yang diisolasi dari Aglaia odorata Lour. Aglaia odorata Lour dikultivasi pada media Malt extract agar, dan diinkubasi pada suhu kamar selama 28 hari. Setelah 28 hari, jamur dipanen dengan diblender, ditambahkan etil asetat setengah volume media, dultrasonik selama 15 menit, dishaker selama 1 jam , dan kemudian dipisahkan fase etil asetatnya dengan corong pisah. Proses dari penambahan etil asetat setengah volume media sampai ke pemisahan dengan corong pisah diulang sebanyak 5 kali. Ekstrak yang terkumpul kemudian dipekatkan dengan rotavapor pada suhu 35°C dan dikeringkan. Ekstrak yang telah kering difraksinasi dengan metode kromatografi kolom. Digunakan metode elusi gradien yang komposisi pelarutnya dimulai dari 300 ml heksan 100%, kemudian heksan dan etil asetat dengan perbandingan 4 : 1 dan selanjutnya diturunkan 20%, dilanjutkan dengan etil asetat dan metanol dengan perbandingan 4 : 1, selanjutnya diturunkan 20%, kemudian metanol 100%, dan yang terakhir adalah metanol : air = 4 : 1. Volume eluen yang digunakan adalah 450 ml. Fraksi-fraksi ditampung dalam vial dengan flow rate 1 ml/menit sebanyak 5 ml. Fraksi-fraksi yang didapatkan kemudian dicek menggunakan metode KLT. Fraksi-fraksi dengan jumlah noda, Rf dan warna noda yang sama kemudian digabungkan. Didapatkan 16 fraksi, di mana semua fraksi memiliki noda yang bersifat uv aktif, yang kemudian dianalisis dengan densitometri dan dengan pereaksi warna. Penampak noda yang digunakan adalah sinar ultraviolet pada λ 254 nm dan λ 366 nm, anisaldehid H2SO4, ninhidrin, ceri sulfat, FeCl3, dan dragendorf. Hasilnya, semua fraksi memberikan hasil negatif terhadap pereaksi warna dragendorf ; beberapa noda dari fraksi VI – XVII positif terhadap pereaksi warna FeCl3 ; terdapat noda berwarna kuning masing-masing pada fraksi III, fraksi V, fraksi VII dan fraksi XIV – XVII, serta beberapa noda berwarna kuning dan merah muda masing-masing pada fraksi IV, fraksi VI, dan fraksi VIII – XIII dengan pereaksi warna ninhidrin; semua fraksi memiliki beberapa noda yang menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi warna ceri asam sulfat yang ditandai dengan noda berwarna kuning kecoklatan dan ungu. Pada penampak noda anisaldehid H2SO4, tampak beberapa noda berwarna merah dan ungu masing-masing di semua fraksi. Hasil pemayaran dengan densitometri didapatkan serapan pada daerah 200 – 400 nm untuk semua fraksi dengan jumlah peak yang berbeda pada λ 254 nm dan λ 366 nm. Disarankan untuk melakukan optimasi kembali terhadap komposisi eluen yang digunakan agar dapat memisahkan noda dengan lebih baik.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KK KK-2 FF.FT.37/13 Yod s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | METABOLITE; AGLAIA ODORATA LOUR | ||||||
Subjects: | Q Science > QK Botany | ||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmastika | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 18 Mar 2013 12:00 | ||||||
Last Modified: | 03 Aug 2016 07:17 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9198 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |