ROSI SETYO NUGROHO, 050810204 (2013) STUDI PENGGUNAAN SEFTRIAKSON PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL (Penelitian dilaksanakan di IRNA Dep. Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2013-nugrohoros-27661-6.ring-n.pdf Download (158kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2013-nugrohoros-27661-1.FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Perdarahan intraserebral adalah salah satu jenis dari stroke yang disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah , baik arteri, vena, maupun pembuluh kapiler, yang berlokasi di dalam rongga kranium sehingga pembluh darah tersebut pecah . Kejadian p erdarahan intraserebral utamanya disebabkan oleh hipertensi menahun dengan ko ntrol yang buruk. Pada pasien perdarahan intraserebral pasien mungkin mengalami berbagai jenis infeksi yang dapat memperburuk keadaannya bahkan menyebabkan kematian. Seftriakson adalah salah satu antibiotik spektrum luas yang dapat digunakan untuk melawan infeksi di mana pemberiannya harus tepat untuk menjamin tercapainya keluaran terapi yang diinginkan dan mencegah resistensi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan seftriakson pada pasien perdarahan intraserebral dengan infeksi. Penelitian ini be rtujuan untuk mengetahui rute, dosis, dan lama penggunaan seftriakson pada pasien perdarahan intraserebral dengan infeksi dikaitkan dengan data klinik atau data laboratorium, serta mengidentifikasi adanya problem terkait obat (DRP) yang mungkin terjadi. Pe nelitian dilakukan secara prospektif dengan metode time limit sampling pada periode 15 Maret sampai 15 Juni 2012 dan dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini telah melalui review dari Komite Etik P enelitian Kesehatan RSUD dr. Soetomo Surabaya dan telah dinyatakan “Laik Etik” dengan Surat Keterangan Kelaikan Etik no. no. 34 / Panke. KKE / II / 2012 tertanggal 13 Februari 2012. Sampel penelitian adalah semua pasien perdarahan intraserebral dengan inf eksi yang mendapatkan terapi seftriakson. Hasil penelitian dari 9 pasien campak anak diketahui bahwa pasien denngan riwayat penyakit yang dialami oleh pasien adalah Diabetes Mellitus (33,33%), Hipertensi (100%), dan Stroke Iskemik (33,33%).Tindakan medis yang diterima oleh pasien yang dapat menjadi sumber infeksi adalah pemasangan Infus (100%), pemasangan NGT (100%), dan pemasangan kateter (89,89%). Seftriakson pada semua pasien diberikan melalui rute intravena di mana dosis yang paling umum diberikan pada pasien adalah 2 kali 1 gram per hari sebesar 77,78%. Lama terapi seftriakson yang paling sering ditemui adlah 6-10 hari yaitu sebesar 55,56%. Dari seluruh pasien hanya ada 11,11% pasien yang mendapatkan kultur mikrobiologi dan tes sensitivitas antimikroba yang dengan hasil bakteri penginfeksi adalah E. coli dan seftriakson masih sensitif terhadap patogen yang menginfeksi pasien. DRP yang muncul adalah DRP dari interaksi potensial Seftriakson dengan terapi obat lain, yaitu : interaksi antara seftriakson den gan fenitoin terjadi pada 22,22% pasien dan interaksi seftriakson dengan furosemid terjadi pada 11,11% pasien. Dari penelitian ini disarankan perlunya penelitian lebih lanjut terhadap regimentasi dosis seftriakson serta lama penggunaannya dikaitkan dengan parameter infeksi yang ada pada pasien untuk meningkatkan efektifitas dan rasionalitas terapi. Diperlukan kerjasama antar profesi kesehatan untuk mencapai keberhasilan terapi pasien serta untuk mewujudkan terapi yang efektif dan efisien

Actions (login required)

View Item