Siti Walia Ayu Natoya (2019) SIKAP AMERIKA SERIKAT YANG TIDAK MERATIFIKASI CEDAW PADA MASA PEMERINTAHAN OBAMA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (ABSTRAK) Fis.HI.105-19 Nat s abstrak.pdf Download (924kB)
	Text (DAFTAR ISI) Fis.HI.105-19 Nat s daftar isi.pdf Download (1MB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) Fis.HI.105-19 Nat s daftar pustaka.pdf Download (3MB)
	Text (FULL TEXT) Fis.HI.105-19 Nat s full text.pdf Restricted to Registered users only until 27 December 2022. Download (995kB) | Request a copy

Abstract

The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women ( CEDAW ) merupakan sebuah kesepakatan internasional yang dirancang untuk menegakkan hak asasi manusia. Juga dikenal sebagai perjanjian kesetaraan perempuan, mendukung kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di seluruh dunia dengan menyediakan negara dengan pedoman tentang cara untuk mempromosikan kemajuan bagi perempuan. Awal mulanya perjanjian ini diresmikan pada tahun 1979 oleh PBB. Namun Amerika Serikat yang merupakan salah satu anggota PBB justru belum meratifikasi perjanjian CEDAW. Adapun alasan tidak meratifikasi perjanjian CEDAW di Era President Barrack Obama menjadi sebuah hal yang sangat menarik mengingat Barrack Obama dikenal sebagai Presiden Amerika Serikat yang menjunjung tinggi perlindungan terhadap kaum wanita dan masyarakat Amerika Serikat sendiri mendukung nilai-nilai yang ada dalam perjanjian CEDAW seperti prinsip kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia. Naiknya Barrack Obama sebagai presiden dibayangi dengan krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat sejak tahun 2008. Oleh sebab itu muncul sebuah pertanyaan mengapa Amerika Serikat dibawah pemerintahan Presiden Barrack Obama tidak segera meratifikasi perjanjian CEDAW? Maka muncullah teori dan konsep kredibilitas komitmen, dan mekanisme konstituen domestic yang akan membantu menjelaskan mengenai alasan Amerika Serikat di Era President Barrack Obama masih belum meratifikasi perjanjian CEDAW.

Actions (login required)

View Item