NIKE FATRIA, 050911144 (2013) UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA IN VITRO PADA TANAMAN DARI SUKU SAPINDACEAE, LECYTHIDACEAE, DAN MELIACEAE (Penelitian menggunakan metode uji berbasis ELISA-HRP II). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2015-fatrianike-35204-6.ringk-n.pdf Download (321kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
FF. FT. 31-14 Fat u.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit infeksi ini menyebabkan kematian dalam jumlah yang tinggi terutama pada daerah-daerah endemik seperti Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur. Jumlah kasus secara global terus meningkat sejak tahun 2000 hingga tahun 2011 tercatat diperkirakan terjadi 216 juta kasus malaria. Munculnya kasus resistensi terhadap obat antimalaria seperti Klorokuin menyebabkan masalah baru, sehingga perlu dilakukan pencarian dan pengembangan terhadap obat antimalaria yang baru. Dalam upaya pencarian obat antimalaria dari tanaman, dilakukan eksplorasi dari Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur. Untuk mendapatkan tanaman yang diduga memiliki aktivitas antimalaria dilakukan pendekatan kemotaksonomi. Tanaman yang memiliki suku yang sama diharapkan memiliki kandungan kimia yang sama sehingga akan memiliki aktivitas yang sama pula. Lima spesies tanaman dari tiga suku yang terpilih yaitu suku Sapindaceae, spesies (1) Lepisanthes rubiginosum, (2) Harpullia arborea, (3) Alectryon serratus, dari suku Lecythidaceae, (4) Barringtonia asiatica, dari suku Meliaceae, (5) Dysoxylum gaudichaudianum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan skrining uji aktivitas antimalaria kelima tanaman yang terpilih secara in vitro terhadap Plasmodium falciparum 3D7. Pengujian aktivitas antimalaria terhadap kelima tanaman tersebut dilakukan dalam bentuk ekstrak etanol 80% yang diperoleh dengan metode maserasi. Uji aktivitas tahap awal dilakukan dengan satu konsentrasi yaitu 1000 μg/mL. Setelah diinkubasi selama 72 jam, dilakukan preparasi dengan penambahan konjugat dan substrat kromogen untuk kemudian dianalisis menggunakan alat ELISA-reader. Kemudian dihitung % hambatannya dengan melihat hasil OD (optical density) masing-masing well yang menunjukkan jumlah HRP II yang disekresi oleh plasmodium sehingga ekuivalen dengan jumlah plasmodium yang terdapat di dalam well. Uji aktivitas tahap 2 dilakukan pada ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas terbaik dalam menghambat P. falciparum. Pada hasil percobaan ekstrak dengan aktivitas yang terbaik adalah ekstrak batang Lepisanthes rubiginosum dan ekstrak daun Alectryon serratus. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan sampel uji kedua ekstrak tersebut dengan konsentrasi 15,125 μg/mL, 31,25 μg/mL, 62,5 μg/mL, 125 μg/mL, 250 μg/mL, 500 μg/mL dan 1000 μg/mL. Setelah dilakukan analisis probit kemudian didapatkan nilai IC50 untuk ekstrak batang Lepisanthes rubiginosum dan ekstrak daun Alectryon serratus adalah 252,08 μg/mL dan 12,22 μg/mL. Sehingga disimpulkan bahwa ekstrak tanaman yang paling aktif sebagai antimalaria adalah ekstrak etanol 80% daun Alectryon serratus dengan aktivitas yang termasuk moderat (sedang), sedangkan ekstrak lainnya dinyatakan tidak aktif sebagai antimalaria.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB. KK-2 FF. FT. 31/14 Fat u | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | ANTIMALARIALS; SAPINDACEAE; LECYTHIDACEAE; MELIACEAE | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmakognosi Fitokimia | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | |||||||||
Date Deposited: | 30 Jan 2015 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 29 Jul 2016 04:03 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9484 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |