Mumaya Zauhara, FF (2008) STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN BEDAH ORTOPEDI Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) II RSU Dr.Saiful Anwar Malang. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-zauharamum-14788-kkbkk-2-s.pdf Download (846kB) | Preview |
Abstract
Bedah ortopedi ada 4 macam kategori berdasarkan tipe operasi, yaitu bedah bersih, bersih-terkontaminasi, terkontaminasi dan bedah kotor. Oleh karena itu antibiotika diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi (ILO), morbiditas dan mortalitas pasca bedah, mengurangi lama perawatan, menurunkan biaya perawatan dan tidak menimbulkan efek ikutan. Infeksi luka bedah, secara umum terdapat luka terbuka atau adanya pus, merupakan 40% penyebab utama infeksi nosokomial, sementara itu 20-30% pasien bedah yang menjalani rawat map mengalami infeksi hampir 70% melalui infeksi nosokomial. Mengingat tingginya prevalensi bedah ortopedi kasus fraktur terutama akibat kecelakaan lalu lintas serta tersedianya berbagai macam antibiotika, maka dilakukan studi identifikasi antibiotika yang digunakan pada bedah ortopedi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penggunaan antibiotika sesuai dengan tipe pembedahan, mengidentifikasi data klinik tanda infeksi (suhu >37°C), adanya ILO dan data laboratorik leukosit (>10000/mm3) sebagai ukuran keberhasilan antibiotika. Penelitian ini dilakukan secara prospektif penggunaan antibiotika pasien bedah ortopedi periode April sampai Juni 2008 di bedah ortopedi di RSU Dr. Saiful Anwar. Analisa deskriptif terhadap profil antibiotika yang digunakan, meliputi jenis antibiotika, dosis, rute dan lama penggunaan, disajikan dalam bentuk persentase, tabel dan diagram. Hasil penelitian ada 32 pasien bedah ortopedi di IRNA II RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel penelitian, terdiri dari 25 pria (78%) dan 7 wanita (22%) usia produktif yaitu 20-50 tahun (78,2%). Pada bedah bersih antibiotika yang digunakan adalah seftriakson (18,2%), seftazidim (15,9%), sulbactam-sefoperazon (9,1%) dan sefotaksim (4,5%). Sedangkan pada bedah terkontaminasi yang paling banyak digunakan adalah sulbactam-sefoperazon (18,2%), sefazolin (11,4%), seftazidim (4,5%) dan sefotaksim (2,3%). Sefalosporin generasi III lebih banyak digunakan karena spektrum bakteri lebih luas terhadap bakteri Gram negatif, sedangkan sefalosporin generasi I karena memiliki daya cakup yang luas terhadap bakteri gram positif. Keberhasilan antibiotika diukur dari data klinik suhu tubuh. Dari seluruh pasien yang mendapat antibiotika, tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi se~erti kenaikan suhu tubuh (t:>37°C), adanya ILO dan kenaikan harga leukosit > 10000/mm . Dari 32 pasien, tidak ada yang mengalami gangguan fungsi hati atau ginjal, semua dalam keadaan normal. Penggunaan antibiotika selama 1-10 hari pada 22 pasien (68,8%), pada 8 pasien (25%) selama 11-20 hari dan pada 2 pasien (6,3%) selama 21-29 hari karena adanya penyakit penyerta diabetes mellitus dan osteomyelitis. Dari studi ini diharapkan farmasis dapat berkontribusi dalam hal pemilihan antibiotika agar tidak terjadi perkembangan resistensi bakteri terhadap antibiotika dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF 134-10 Zau s (Fulltext tidak tersedia/Fulltext not available) | ||||||
Uncontrolled Keywords: | DRUG UTILIZATION; ANTIBIOTIC | ||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM300-666 Drugs and their actions |
||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email okta@lib.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 01 Apr 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 04 Aug 2016 02:41 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9922 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |