Daryanto Tri Winarko (2020) Pencegahan Terjadinya Delayed Cerebral Ischemia (DCI) Pada Pasien Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage Di ICU. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
1. HALAMAN DEPAN.pdf Download (221kB) |
|
Text
2. ABSTRACT.pdf Download (28kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (28kB) |
|
Text
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf Download (30kB) |
|
Text
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only until 6 October 2023. Download (275kB) | Request a copy |
|
Text
6. BAB 3 METODE SERIAL KASUS.pdf Restricted to Registered users only until 6 October 2023. Download (21kB) | Request a copy |
|
Text
7. BAB 4 ANALISA DATA.pdf Restricted to Registered users only until 6 October 2023. Download (337kB) | Request a copy |
|
Text
8. BAB 5 PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only until 6 October 2023. Download (42kB) | Request a copy |
|
Text
9. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only until 6 October 2023. Download (23kB) | Request a copy |
|
Text
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (26kB) |
Abstract
Latar Belakang: Penyebab SAH non trauma terbanyak adalah pecahnya aneurisma(75% - 85%), merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan neurokritikal, sedangkan Iskemi cerebral tertunda (DCI) merupakan komplikasi serius dari SAH dan berhubungan dengan hasil neurologis yang merugikan. Vasospasme serebral adalah penyebab utama terjadinya DCI, paling sering terjadi pada hari ke 7-8 setelah perdarahan. Resiko terjadinya aSAH terutama pada penderita tekanan darah tinggi, perokok, peminum dan wanita serta usia 40 -60 tahun. Laporan Kasus: Terdapat 3 kasus aSAH yang dilaporkan , kasus pertama dan ketiga tidak terjadi penurunan kesadaran yang menurut skala modifikasi Fisher beresiko terjadi vasospasme berskala 2 yakni beresiko sedang dan angka mortalitas menurut Hunt dan Hess keduanya sebesar 40%. Sedangkan kasus ke 2 terjadi penurunan kesadaran yang mempunyai resiko terjadi vasospasme berskala 2 yakni beresiko sedang, namun angka mortalitasnya 50%. Ketiga kasus setelah diagnose SAH ditegakkan segera mendapatkan terapi Nimodipin untuk pencegahan terjadinya vasospasme disamping status cairan harus euvolemi dan tensi systole 120-140 Diskusi: aSAH mempunyai angka kematian dan tingkat kecacatan permanen yang tinggi. Aneurisma serebri dapat terdeteksi ketika pecah atau saat pemeriksaan CT scan dan MRI yang tidak disengaja. Kematian biasanya disebabkan oleh cidera neurologis akibat perdarahan awal, perdarahan ulang (rebleeding) dan DCI. Tujuan pengelolaan pecahnya aSAH adalah untuk mencegah terjadinya perdarahan ulang dan DCI dengan menggunakan terapi Nimodipin, mempertahankan volume darah normal (euvolume) dan mempertahankan tensi sistolik sekitar 120-140. Kesimpulan: Untuk pencegahan aSAH tindakan skrining aneurisma akan lebih baik dan dapat menghemat biaya. Sedangkan pencegahan terjadinya DCI pada aSAH dilakukan dengan pemberian obat nimodipin, mempertahankan sirkulasi darah normal dan tekanan darah sligh hipertensi (120-140).
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PPDS AT 12/20 Win p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage (aSAH); Delayed Cerebral Ischemia (DCI); Intensive Care Unit; Prevention; Vasospasme | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA1-418.5 Medicine and the state > RA411-415 Provisions for personal medical care. Medical care plans | |||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Anestesiologi dan Reanimasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | mrs siti muzaroh | |||||||||
Date Deposited: | 06 Oct 2020 14:00 | |||||||||
Last Modified: | 06 Oct 2020 14:00 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/99785 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |