Rizqi Wachida (2020) Korelasi Kadar 25(OH)D dengan Aktivitas Penyakit Systemic Lupus Erythematosus. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (COVER) 1. COVER .pdf Download (319kB)
	Text (ABSTRAK) 2. ABSTRAK .pdf Download (24kB)
	Text (DAFTAR ISI) 3. DAFTAR ISI .pdf Download (76kB)
	Text (BAB 1) 4. BAB 1 PENDAHULUAN .pdf Download (73kB)
	Text (BAB 2) 5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (517kB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 6. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (104kB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 7. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (94kB) | Request a copy
	Text (BAB 5) 8. BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS.pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (133kB) | Request a copy
	Text (BAB 6) 9. BAB 6 PEMBAHASAN .pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (149kB) | Request a copy
	Text (BAB 7) 10. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (32kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 11. DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (105kB)
	Text (LAMPIRAN) 12. LAMPIRAN .pdf Restricted to Registered users only until 26 January 2024. Download (378kB) | Request a copy
	Text (SURAT PERMOHONAN EMBARGO PUBLIKASI KARYA ILMIAH) 13. SURAT PERMOHONAN EMBARGO PUBLIKASI KARYA ILMIAH .pdf Restricted to Registered users only Download (434kB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun yang terjadi ketika respons imun mengenali self-antigen akibat hilangnya self-tolerance sehingga terjadi kerusakan jaringan, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah Vitamin D. Vitamin D merupakan imunomodulator dan berperan penting dalam patogenesis SLE. Hipovitaminosis D diduga dapat meningkatkan aktivitas penyakit SLE yang pada penelitian ini dinilai dengan menggunakan skor SLAM. Tujuan: Menganalisis korelasi antara kadar 25(OH)D dengan aktivitas penyakit yang dinilai dengan skor SLAM pada penderita SLE Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada 40 subyek penelitian yang didiagnosis SLE berdasarkan kriteria ACR 1997. Seluruh subyek dinilai aktivitas penyakitnya dengan skor SLAM dan diperiksa kadar 25(OH)D dalam serum menggunakan instrumen merk Architect dengan metode CMIA (chemiluminescent microparticle immunoassay). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman, dianggap bermakna bila p < 0,05. Hasil: Dari 40 subyek penelitian, semuanya adalah perempuan dengan rerata 27,43 ± 8,65 tahun. Sebagian besar subyek adalah ibu rumah tangga dengan aktivitas di dalam ruangan. Kadar 25(OH)D serum menurun yaitu dengan rerata 11,3 ± 5,6 ng/mL. Subyek penelitian dalam kondisi aktif dan tidak aktif dengan dengan median skor SLAM yang rendah yaitu 17,5 (1-39). Kadar 25(OH)D serum berkorelasi negatif dengan aktivitas penyakit SLE (p < 0,01; r = -0,661). Kadar 25(OH)D serum tersebut juga berkorelasi negatif dengan CRP (p < 0,05; r = -0,414) dan berkorelasi positif dengan C3 (p < 0,01; r =0,538) dan C4 (p < 0,05; r = 0,356). Kesimpulan: Terdapat korelasi negatif yang bermakna antara kadar 25(OH)D dengan aktivitas penyakit yang dinilai dengan skor SLAM pada penderita SLE.

Actions (login required)

View Item