Bunga Permatasari (2012) Hubungan Antara Penerimaan Diri Terhadap Kondisi Fisik Dengan Kecenderungan Anorexia Nervosa Pada Remaja Perempuan Di Sman 1 Banjarmasin. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (HALAMAN JUDUL) 1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (254kB)
	Text (DAFTAR ISI) 2. DAFTAR ISI.pdf Download (139kB)
	Text (ABSTRAK) 3. ABSTRAK.pdf Download (58kB)
	Text (PENDAHULUAN) 4. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (98kB)
	Text (LANDASAN TEORI) 5. BAB II LANDASAN TEORI.pdf Restricted to Registered users only until 12 April 2024. Download (271kB) | Request a copy
	Text (METODE PENELITIAN) 6. BAB III METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 April 2024. Download (185kB) | Request a copy
	Text (HASIL PENELITIAN) 7. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 April 2024. Download (242kB) | Request a copy
	Text (KESIMPULAN SARAN) 8. BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 April 2024. Download (14kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (257kB)
	Text (LAMPIRAN) 10. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 April 2024. Download (358kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri terhadap kondisi fisik dengan kecenderungan anorexia nervosa pada remaja perempuan di SMAN 1 Banjarmasin. Menurut Havighurst (Hurlock, 1994) salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima keadaan fisiknya serta menggunakan secara efektif. Tetapi apabila remaja tidak mampu menerima kondisi fisiknya, maka memungkinkan untuk munculnya gangguan makan, salah satunya yaitu anorexia nervosa (Grigg, Bowman, Redman, 1996). Anorexia nervosa dapat diartikan sebagai aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat. Perhatian terhadap penampilan kondisi fisik mereka yang berlebihan dapat menyebabkan adanya perasaan cemas dan takut penampilan kondisi fisik mereka menjadi tidak sempurna, ini menunjukkan penerimaan diri yang dimiliki rendah, sehingga remaja perempuan dapat mengalami kecenderungan anorexia nervosa. Penelitian ini dilakukan pada remaja perempuan yang berada pada rentang usia remaja madya atau remaja tengah, yaitu 15 – 18 tahun, yang bersekolah di SMAN 1 Banjarmasin sejumlah 100 orang. Alat pengumpulan data berupa kuesioner penerimaan diri terhadap kondisi fisik yang disusun oleh Bunga Permatasari. Dan kuesioner kecenderungan anorexia nervosa yang diadaptasi dari The Eating Attitude Test 26 (EAT 26) disusun oleh Garner dan Garfinkel (1982). Analisis data dilakukan denga teknik statistik korelasi product moment Pearson, dengan bantuan program SPSS 16.00 for Window. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5 atau nilai probabilitasnya sebesar 0,05. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r sebesar -0,580 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai probabilitasnya 0,05 (p 0,05) menunjukkan bahwa hipotesis kerja pada penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan negatif antara penerimaan terhadap kondisi fisik dengan kecenderungan anorexia nervosa pada remaja perempuan di SMAN 1 Banjarmasin, dimana arah hubungan berbanding terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penerimaan diri remaja perempuan, maka semakin rendah kecenderungan anorexia nervosa. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan diri remaja perempuan, maka semakin tinggi kecenderungan anorexia nervosa.

Actions (login required)

View Item