Hoetomo
(1980)
Beberapa Aspek Pengambilan Benda Asing di Jalan Nafas di RS. Dr. Soetomo Surabaya 1974-1978.
Laporan Penelitian.
BAGIAN PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN, RS DR. SOETOMO, SURABAYA.
(Unpublished)
Abstract
a. BAJN harus segera ditolong mengingat kemungkinan terjadi kompli¬kasi yang dapat menimbulkan kematian, dan apabila ditunda akan menyulitkan tindakan pertolongan (Tabel VII,VIII).
b. Dari 20 kasus yang ditolong dengan bronchoscopi tidak satupun timbul komplikasi apalagi pendorita dapat lebih cepat dipulangkan, (Tabel VII,VIII) padahal dengan cara tracheotomi terjadi 6 kompli¬kasi dari 12 kasus (5%).
Jadi pengambilan BAJN yang terbaik adalah dengan tehnik bronchos¬copi.
c. Bila ada alat-alat endoscopi, maka tindakan trachectomi sebaiknya ditinggalkan mengingat kesukaran-kesukaran dan resiko komplikasi yang banyak lagi berat disamping memerlukan perawatan yang lebih lama.
d. Tracheotomi bisa dilakukan didaerah (peripheri) yang tidak ada/ kurang lengkapnya alait bronchosoopi dengan syarat :
1. jauh dari pusat dan keadaan sangat akut.
2. benda asing rnasih mobil
3. belum lama terjadi.
4. keadaan umum baik.
Bila tidak memenuhi persyaratan diatas dianjurkan untuk dikirim ke pusat.
e. Urutan banyaknya BAJN adalah sebagai berikut
kacang (29%), snikaya (13,8%), sawo (8,3%), dan semangka (5,5%)dll. BAJN istirnewa adalah pelor sepeda, potongan canula dan gigi palsu.
Actions (login required)
|
View Item |