Norma Dyanti Aisyah, -
(2015)
Terapi Amenore Primer Dengan Akupunktur Pada Titik Sanyinjiao (SP6), Guanyuan (RN4), Taixi (KI3) DAN Shenshu (BL23) Serta Herbal Kombinasi Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).
Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Amenore primer adalah keadaan dimana wanita telab berusia lebih dari 18 tabun namun belum juga mendapat menstruasi pertama (menarche)_ Penyebab amenore dapat secara fisiologik dan patologik, sebab terjadinya amenore patologik diantaranya, kelainan hormonal, kelainan kongenital dan kelainan ginjal dan hati. Amenore dalam Traditional Chinese Medicine (TCM) disebut Jing Bi. Amenore menurut TCM dapat disebabkan karena kelemahan atau penyakit turun menurun, aktifitas fisik yang berlebihan, diet tidak tepat, penyakit kronis, pelemahan qi dan dan stress. Kasus amen ore primer dialami o1eh pasien yang mengeluhkan tidak mendapat menstruasi pertama hingga usia 18 tahun dan tidak akan mendapat menstruasi jika tidak minum obat pengontrol hormon. Pasien memiliki keluhan tambahan yaitu telinga kanan berdenging (tinnitus) serta telapak tangan panas dan berkeringat. Pasien tergolong amenore primer dengan sindrom defisiensi Yin Ginjal dan Hati. Amenore primer tersebut diterapi dengan terapi akupunktur menggunakan prinsip terapi menguatkan Yin Ginjal dan Hati serta melancarkan sirkulasi darab. Terapi akupunktur dilakukan sebanyak 15 kali terapi dengan menggunakan e1ektrostimulator pada titik akupunktur utama yaitu Sanyinjiao (SP6), Guanyuan (RN4), Taixi (KI3), Shenshu (BL23) dan titik tambahan Taichong (LR3), Xuehai (SPI0), Mingmen (DU4), Zusanli (ST36) dan Zhishi (BL52). Selain itu, pasien juga mendapat terapi herbal yaitu dekokta kunyit dan temulawak yang memiliki efek estrogenik. Dalam pemberian herbal kunyit temulawak ditambahkan asam kawak yang memiliki efek laksatif dan madu yang mengandung mineral dan vitamin. Herbal dekokta kunyit temulawak diberikan setiap hari dengan dosis kunyit sebanyak 27 gram, temulawak 24 gram, asam kawak 5 gram dan madu 6 sdm, kemudian direbus dalam 800 mL air, lalu dijadikan 600 mL. Rebusan tersebut diminum 3 kali sehari @200mL. Hasil studi kasus amenore primer dengan terapi akupunktur sebanyak 15 kali dan terapi herbal selama 35 hari belum dapat meluruhkan menstruasi, namun sudah menunjukkan hasil yang baik karen a 1endir sekviks pasien dapat keluar dalam jumlah banyak, yang merupakan salah satu tanda menstruasi akan segera datang, frekuensi denging dari keluhan tinnitus sangat berkurang bahkan terkadang tidak berdenging, serta telapak tangan tidak lagi panas dan berkeringat.
Item Type: |
Thesis
(Tugas Akhir D3)
|
Additional Information: |
KKA KK FV PT 24_15 AI T |
Uncontrolled Keywords: |
Amenore primer, akupunktur, kunyit, temulawak |
Subjects: |
R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy |
Divisions: |
15. Fakultas Vokasi > Departemen Kesehatan > D3 Teknologi Laboratorium Medis |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
Norma Dyanti Aisyah, - | NIM 011210413001 |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Contributor | H.J. Mukono, - | NIP. 194706171978021001 | Contributor | Sukardiman, - | NIP. 196301091988101001 |
|
Depositing User: |
Tatik Poedjijarti
|
Date Deposited: |
21 Mar 2023 04:33 |
Last Modified: |
21 Mar 2023 04:33 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/120687 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |