Alaminikita JS, 070417495 (2008) STRATEGI MENGELOLA KONFLIK REMAJA GAY DAN LESBIAN TERHADAP ORANG TUA MENGENAI COMING OUT DALAM MENYAMPAIKAN HOMOSEKSUALITAS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-alaminikit-8968-abstract-8.pdf Download (332kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 15155.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Fenomena keberadaan homoseksual merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa ditolak, bahwa keberadaan homoseksual sudah sejak lama dikenal. Homoseksualitas menjadi suatu masalah yang menghinggapi remaja saat ini. Secara praktis individu cenderung untuk tidak melakukan coming out karena berbagai hal. Individu cenderung lebih melihat kerugian-kerugian yang ditimbulkannya. Kenyataan bahwa homoseksual dianggap sebagai penyimpangan membuat banyak remaja yang berada dibawah tekanan sosial yang menyebabkan mereka hidup dengan menggunakan topeng sebagai seorang yang heteroseksual. Terciptanya konflik yang timbul dari adanya coming out sebagai proses penyesuaian remaja gay dan lesbian dalam keluarga tidak dapat terelakkan, karena adanya tuntutan yang tinggi dalam keluarga terhadap penyesuaian antara pandangan dan kepentingan masing-masing orang tua dan anak. Sehingga pandangan atas persamaan dan persatuan dalam keluarga menjadi tidak lagi sepaham. Berdasar hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan remaja gay dan lesbian untuk mengelola konflik yang terjadi dengan orang tua sehubungan dengan coming out yang harus dilakukan ketika dihadapkan pada kondisi yang mengharuskan mereka untuk mengakui keadaannya sebagai homoseksual. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah keluarga sebagai sebuah sistem, peran orang tua dalam keluarga, peran orang tua dalam perkembangan gender remaja, coming out yang menyebabkan terciptanya konflik dalam keluarga,strategi mengelola konflik, remaja akhir, dan homoseksualitas.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif serta tipe penelitian deskriptif. Sasaran penelitian ini adalah remaja gay dan lesbian yang berusia 18-25 tahun yang telah melakukan coming out pada orang tuanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik yang muncul dalam keluarga karena coming out yang harus dilakukan remaja gay dan lesbian membuat orang tua merapakan hilangnya kepercayaan atas sebuah hubungan dan harapan yang tidak terpenuhi menghadapi kenyataan atas pengakuan anaknya sebagai hooseksual. Strategi yang digunakan remaja gay dan lesbian dalam mengelola konflik yang terjadi dengan orang tua nya adalah strategi pengelolaan konflik secara produktif yaitu bertanggung jawab atas pikiran dan perasaan, dan iuga dengan strategi pengelolaan konflik secara tidak produktif yaitu penghindaran, menyalahkan, peredam, penolakan pribadi. Proses negosiasi juga dilakukan pada tiap keluarga sebagai penyelesaian konflik.

Actions (login required)

View Item