AYU ERDIYANI RESWARI
(2011)
BIAS GENDER PADA SEKTOR HOME INDUSTRY (Studi Ketimpangan Gender Mengenai Beban Kerja Wanita di Desa Karang Tengah Prandon, Ngawi).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Home Industry adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Home Industry termasuk dalam kategori peraturan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Putih, yaitu perusahaan kecil yang dengan kekayaan kurang dari 200 juta. Home Industry juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Dengan adanya home industry ini, maka memberi peluang bagi perempuan untuk bisa masuk dalam dunia kerja atau dunia publik. Dengan peluang ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa membantu mencari perekonomian buat keluarga. Dengan begini, perempuan semakin terbebani dengan beban ganda yang ditanggungnya. Beban ganda yang harus mengurus rumah, suami, anak dan juga membantu perekonomian keluarga. Tetapi tetap saja perempuan mengalami ketimpangan
gender di dalam rumah tangga juga dunia publik. Tipe Penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan mengambarkan persoalan yang diteliti yang dapat memberikan gambaran-gambaran yang jelas tentang ketimpangan gender pada perempuan di sektor home industry. Informan ibu-ibu memilih bekerja di Home Industry dikarenakan dekat dengan rumah, sehingga mudah bila ada keperluan mendadak dan adanya keterbatasan pendidikan. Lokasi penelitian ini dilakukan di 3 usaha kripik tempe, yaitu kripik tempe Rico, Roy, dan Teguh. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan data primer yang diperoleh dari wawancara dengan informan dan data sekuder dari berbagai sumber yang mendukung permasalahan yang diteliti yaitu “BIAS GENDER PADA SEKTOR HOME INDUSTRY (Studi Ketimpangan Gender Mengenai Beban Kerja Wanita di Desa Karang Tengah Prandon, Ngawi). Penentuan informan mengunakan purposive dengan mewawancarai 5 informan perempuan dan 3 informan laki-laki, yaitu terlebih dahulu peneliti sudah observasi dan menentukan kriteria untuk para informan dengan mengguanakan wawancara mendalam, dan mengacu pada pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan triangulasi dimana tahapannya yaitu data ditranskrip, dikelompokkan, dianalisis sesuai persoalan yang dibahas. Dari studi ini, bisa dilihat bahwa perempuan mempunyai beban ganda yang ditanggunganya. Beban ganda yang pertama adalah sebuah kewajiban untuk mengurus rumah tangga beserta suami dan anak. Beban ganda yang kedua hádala membantu mencari nafkah untuk keluarga. Beban ganda yang secara langsung dilimpahkan dari laki-laki ke perempuan bila laki-laki tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan beban ganda ini, perempuan tidak dihormati, tetapi tetap saja mengalami ketimpangan gender. Perempuan tetap menjadi subordinat dan selalu menjadi korban. Padahal niat mereka hanya ingin membantu perekonomian keluarga, tidak ingin lebih tinggi dari laki-laki hanya ingin dipandang sama.
Actions (login required)
|
View Item |