Ari Saputra, 070116444 (2005) INTELEKTUAL DAN POLITIK : Studi Kritis Wacana Iklan Cetak Freedom Institute Versi Mendukung Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-saputraari-1423-fisp06-t.pdf Download (331kB) | Preview
Preview	Text (BAB I - BAB II) 17350-BAB I - II.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (BAB III - DAFTAR PUSTAKA) 17350 BAB III - DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Kehadiran Iklan Freedom Institute mengundang perdebatan publik mengenai iklannya sendiri dan yang lebih penting adalah posisi intelektual dan kekuasaan. Iklan yang ditampilkan merupakan dukungan terhadap pengurangan subsidi oleh pemerintah yang melawan arus opini masyarakat. Keikutsertaan para intelektual mendukung iklan tersebut mendorong pada perdebatan lama mengenai peran intelektual dalam pergulatan kekuasaan ekonomi politik. Memahami fenomena tersebut dapat dirunut dari perkembangan media dan informasi yang menempati posisi penting dalam perubahan masyarakat. Nilai penting tersebut menjadikan media sebagai sesuatu yang berpengaruh dan menentukan wacana masyarakat, trend, opini publik, dan selera. Karena arti penting media dan informasi, kekuasaan dan idiologi memperebutkan wilayah tersebut untuk kepentingannya sehingga kekuasaan hadir dalam bentuk lain, tidak lagi memfokuskan diri secara penuh kepada institusi kekuasaan formal. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian ini bekerja untuk menyelesaikan permasalahan tentang bagaimana intelektual dan subsidi BBM ditampilkan melalui representasi iklan cetak Freedom Institute; dan bagaimana posisi dan peran intelektual Freedom Institute dalam perkembangan kekuatan ekonomi pasar dan kekuasaan. Teori yang digunakan adalah teori kritis dengan metode critical discourse analysis. Sebagai alat bantu yakni dengan meminjam konsep hegemoni, idiologi, kelas menengah, critical linguistik dan peran intelektual. Hasil penelitian menunjukan pertama, iklan Freedom Institute yang mengusung isu ekonomi politik dan kebijakan menggerakan persoalan lebih jauh dari sekedar iklan an sich karena melibatkan sistem diskursif, peran intelektual, kepentingan kelas, dan propaganda. Iklan itu sendiri merupakan upaya mempengaruhi masyarakat untuk dapat memahami bahwa tindakan pengurangan subsidi BBM adalah suatu keharusan dan keniscayaan. Iklan yang berjalan satu arah menggunakan seperangkat bahasa simbol dan menguasai seperangkat definisi dan opini sehingga publik terdistorsi dalam memberikan makna dan definisinya sendiri karena didominasi oleh orang yang mampu membeli iklan. Kedua, intelektual menunjukan ketergantungan yang tinggi terhadap struktur sosial-ekonomi¬politiknya dan keberpihakan kepada pemerintah. Independensi bukan dipahami dengan bagaiinana intelektual dapat lepas dari pengaruh kekuasaan dan berfihak kepada masayarakat. Akan tetapi independensi dilihat sebagai posisi memilih sesuatu yang diyakini dan dinilai merupakan suatu kearifan dan kebenaran oleh intelektual. Apakah keyakinannya sependapat dengan pemerintah ataukah justru menjadi oposisi merupakan persoalan intelektual untuk menggabungkan antara kemampuan teoritis dan keadaan aktual, antara cita-cita ideal dengan kondisi empiris.

Actions (login required)

View Item