SUPARDI, 090315281D (2006) PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEADILAN DISTRIBUTIF DAN KEADILAN PROSEDURAL, SERTA PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI HOTEL BERBINTANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
supardi.pdf Download (550kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
Binder1supardi.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Perusahaan jasa perhotelan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai bagian dari sektor perekonomian nasional dan lokal serta keberadaanya sangat diperlukan masyarakat, terlebih bahwa pembangunan pariwisata merupakan bidang pembangunan unggulan sebagai Visi DIY di tahun 2020. Oleh sebab itu pengelolaan hotel harus terus mengupayakan agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup dan berkembang untuk mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan daerah khususnya. Kontribusi rill yang dapat dirasakan bagi pembangunan nasional dengan perusahaan hotel yang berkembang dan maju. Hotel yang maju dan berkem bang akan banyak memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional dan lokal baik dalam bentuk devisa, penyediaan lapangan kerja, mengingat dalam perusahaan hotel ini bukan saja padat modal akan tetapi juga padat karya. Masalah budaya organisasi, keadilan dan produktivitas kerja merupakan variabel-variabel penting dalam menuju keberhasilan dalam organisasi bisnis seperti pada perusahaan hotel. Ketiga variabel tersebut merupakan variabel-variabel yang dapat diupayakan oleh manajemen perusahaan untuk mencapai sukses dalam kegiatan bisnis. Perusahaan harus mampu menciptakan budaya organisasi yang baik/tinggi bagi kenyamanan kerja para pegawainya. Budaya organisasi yang baik/tinggi dapat juga menumbuhkan keputusan yang berkeadilan baik keadilan distributif dan keadilan prosedural bagi pegawainya. Keadilan yang terjadi dalam organisasi akan mendorong pegawai memberikan kontribusi bagi organisasi dalam bentuk pelaksanaan aktivitas yang memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi. Di samping itu budaya organisasi secara langsung mampu meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Kesemuanya ini akan menuju pada keberhasilan usaha yang berarti tercipta kesejahteraan bersama antara pemilik, manajemen dan pegawai (SDM). Dari latar belakang seperti terurai di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Keadilan Distributif pada hotel bintang di DIY ? (2) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Keadilan Prosedural pada hotel bintang di DIY ? (3) Apakah Keadilan Distributif berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pads hotel bintang di DIY? (4) Apakah Keadilan Prosedural berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada hotel bintang di DIY ? (5) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai hotel bintang di DIY ? Jumlah populasi penelitian atau unit analisis penelitian cukup banyak yaitu sebanyak 2.649 pegawai, dan dengan mempertimbangkan kecukupan kebutuhan analisis, maka ditetapkan jumlah sampel adalah 158 pegawai hotel bintang. Teknik sampling yang dipilih adalah stratified random sampling, mengingat hotel bintang dikelompokkan dalam kelas-kelas. Variabel studi ini bersifat laten yang terdiri dari 3 konstruk eksogen dan 1 kontruk endogen. Masing-masing variabel atau konstruk diukur dengan indikator-indikator dengan jumlah untuk masing-masing variabel 6 indikator. Instrumen pengumpulan data studi ini adalah kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji hipotesis dengan menggunakan AMOS 4.0. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diperoleh gambaran secara umum hasil-hasil sebagai berikut Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keadilan distributif pada pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa apabila budaya organisasi yang dipersepsikan para pegawai merupakan fenomena yang positif yaitu semakin tinggi, maka persepsi pegawai mengenai keadilan distributif akan tinggi pula. Berdasarkan uji hipotesis dengan Structural Equation Modelling mendapatkan nilai koefisien jalur sebesar 0,904 (dan bertanda positif) dengan taraf signifikansi (p_value) sebesar 0,000. Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keadilan prosedural pads pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil analisis uji test statistik dengan Structural Equation Modelling mendapatkan nilai koefisien jalur sebesar 0,544, dengan taraf signifikansi (p_value) sebesar 0,025. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila budaya organisasi yang dipersepsikan para pegawai merupakan fenomena yang positif yaitu semakin tinggi, maka persepsi pegawai mengenai keadilan prosedural akan tinggi pula. Keadilan distributif berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta . Hal ini berdasarkan analisis uji hipotesis dengan Structural Equation Modelling menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,519 dan dengan tanda positif serta mempunyai taraf siginifikansi p_value sebesar 0,05. Hasil ini dapat diartikan bahwa keadilan distributif yang dipersepsikan pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan fenomena yang semakin tinggi (adil), maka persepsi pegawai tentang produktivitas kerja pegawai akan tinggi juga. Keadilan prosedural ternyata berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan analisis Structural Equation Modelling sebagai uji statistiknya didapatkan nilai koefisien jalur sebesar 0,014 (dan bertanda positif) dengan taraf signifikansi (p_value) nilai sebesar 0,908 (tidak signifikan). Hasil ini memiliki arti bahwa variasi nilai-nilai pada persepsi pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang keadilan prosedural tidak akan mempengaruhi variasi nilai pada produktivitas kerja pegawai. Secara kualitatif didukung argumentasi bahwa responden studi ini adalah pegawai tingkat operasional (tingkat bawah), yang mereka sesuai dengan teori motivasi dari Aldefer akan kebutuhan bersifat eksistensi yaitu kebutuhan untuk makan, minum dan primer bagi fisiknya. Oleh sebab itu mereka lebih berpersepsi lebih tinggi berperan kepada keadilan distributif di banding keadilan prosedural yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. Faktor gaji dan penghasilan lainnya (keadilan distributif) yang menentukan dirinya untuk meningkatkan kinerjanya. Budaya organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil analisis uji statistik dengan Structural Equation Modelling menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,029 (dan bertanda positif) dengan taraf signifikansi (p_value) nilai sebesar 0,915 (tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa persepsi pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai budaya organisasi sebagai fenomena yang positif yaitu tinggi, tidak berpengaruh terhadap persepsi pegawai tentang produktivitas kerja pegawai. Hal ini dapat diberikan argumentasi kualitatif, bahwa budaya organisasi agar dimengerti, dipahami dan akhirnya menjadi sikap dan perilaku kerja pegawai diperlukan proses internalisasi (sosialisasi) yang terus menerus dan intens. Hasil wawancara secara acak dengan beberapa pegawai hotel mendapatkan jawaban bahwa mereka secara artifak saja tidak memahami tentang pesan budaya organisasi yang mereka sikap dan lakukan. Budaya organisasi melalui variabel antara keadilan distributif ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini bisa terjadi di samping persoalan internalisasi budaya organisasi kepada para pegawai yang kurang intens dan terus menerus, akan tetapi para pegawai lebih mementingkan implementasi kebijakan yang bisa meningkatkan gaji dan penghasilannya. Dalam pengembangan ilmu, hasil studi ini menolak teori Robbin dan Deal and Kennedy, Peters and Waterman dan tidak sejalan dengan hasil etudi Kotter Hesket yang menyatakan bahwa: budaya organisasi berpengaruh langsung dengan kinerja atau prestasi kerja ternyata tidak berlaku menurut persepsi pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan teori dari Hopstede, Schein, dan tulisan Susanto yang menyatakan budaya organisasi perlu internalisasi atau sosialisasi yang tepat sasaran agar mampu merubah perilaku kerja. Budaya organisasi berfungsi sebagai perekat sosial, pedoman dan arah bagi anggota organisasi yang harus dilakukan, sehingga dapat dipahami budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja pegawai sesuai persepsi pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Produktivitas kerja pegawai hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta hasil studi ini baru sampai pada taraf sedang-sedang saja dengan skor nilai 2,9 dari skala 1 s.d 5. Kenyataan ini didukung data sekunder yaitu tentang tingkat human (accuptions rate) yang relatif juga masih rendah yaitu sbesar 48,74%. Tingkat human yang demikian, perusahaan belum bisa menghasilkan keuntungan yang berarti bagi investasinya. Secara eksternal yang bersifat tidak bisa dikendalikan manajemen hotel tingkat hunian yang masih rendah bisa disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bisa mempengaruhi aktivitas pariwisata, misalnya adanya bom di beberapa daerah pariwisata, ancaman teroris dan keamanan, adanya travel warning dari negara-negara tertentu yang melarang (menyarankan) warganya melakukan perjalanan pariwisata dan lainnya ke Indonesia. Namun secara internal yang bisa dikendalikan manajemen hotel pun memiliki tingkat produktivitas kerja yang sedang-sedang raja, yang dalam studi ini variabel budaya organisasi dan keadilan (distributif dan prosedural) yang belum terinternalisasikan/ terimplementasikan. Dalam kenyataannya di Daerah Istimewa Yogyakarta belum didapatkan hotel berbintang yang memiliki ketetapan sekmen sebagai hotel syariah seperti yang telah ada di Jakarta. Di samping itu sub sektor perhotelan berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya dan hotel-hotel berbintang di Indonesia pada umumnya masih terdapat sejumlah segmen usaha yang bisa menjadi atau masih bertentangan dengan syariah bagi pengguna pelayanan oleh masyarakat muslim. Seperti misalnya adanya massage (jasa pemijatan); kolam renang yang masih bercampur bagi tamu perempuan dan laki-laki; penyediaan makanan yang menggunakan alat masak, tempat masak, tempat penyajian yang belum dipisahkan antara makanan yang halal dan haram di pandangan syariah Islam. Hotel berbintang belum banyak yang memasang lebel halal di restorannya. Dari ke sembilan kesimpulan yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan umum bahwa: budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keadilan dsitributif dan keadilan prosedural, namun tidak signifikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta.</description
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Dis E 10 Sup p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Organization Culture, Distributive Justice, Procedural Justice, Work Productivity. | ||||||
Subjects: | T Technology > TX Home economics > TX901-946.5 Hospitality industry. Hotels, clubs, restaurants, etc. Food service | ||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Ekonomi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Yusuf Jailani | ||||||
Date Deposited: | 03 Oct 2016 02:58 | ||||||
Last Modified: | 19 Jun 2017 19:22 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32304 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |