ANAK AGUNG NGURAH OKA SURYADINATHA GORDA, 099512011 D (2002) PENGARUH KUALITAS MANAJER, KEPUASAN KERJA, DAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KOMITMEN DAN KINERJA MANAJER : Suatu Studi Terhadap Manajer Hotel Di Bali. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s3-2007-gordaanaka-3530-dise03-6abs.pdf Download (163kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s3-2007-gordaanaka-3530-dise03-6.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Banyak manfaat yang dirasakan suatu perusahaan jika sebagian besar karyawannya memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah terjaminnya stabilitas perusahaan dalam melaksanakan rencana strategik yang telah disusun. Stabilitas perusahaan adalah sangat penting mengingat ketatnya persaingan bisnis serta tidak menentunya kondisi perekonomian. Sulit dibayangkan dalam kondisi persaingan yang ketat suatu perusahaan mainpu survive, jika keadaan sumberdaya manusia (karyawan) dalam perusahaan labil, tingginya turnover, seringnya unjukrasa, keterlibatan yang rendah dari karyawan, maupun timbulnya konflik (yang berkepanjangan) dalam perusahaan. Melihat pentingnya komitmen seseorang terhadap organisasi (perusahaan), maka fokus utama penelitian ini adalah mengkaji berbagai faktor yang diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap komitmen. Penelitian ini mengkaji 3 faktor yang diduga mempengaruhi komitmen manajer hotel di Bali. Adapun 3 faktor yang dimaksud adalah kualitas manajer, kepuasan kerja, dan budaya perusahaan. Disamping itu, penelitian ini juga mengkaji pengaruh komitmen manajer terhadap kinerja individu manajer. Penelitian ini memilih Bali sebagai lokasi penelitian mengingat Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang paling diminati baik oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara. Di samping itu, perkembangan perekonomian yang dirasakan oleh Bali sebagai akibat dari pariwisata sangat luar biasa. Terkait dengan kecenderungan globalisasi di sektor pariwisata, tampaknya salah satu peluang bisnis yang paling menarik untuk dilirik adalah bisnis perhotelan. Di Bali sendiri dalam kurun waktu 10 tahun (1985-1995) perkembangan jumlah hotel berbintang cukup pesat. Dengan sampel 70 manajer hotel berbintang (bintang 3 sampai bintang 5) di Kawasan Denpasar, Sanur, Kuta, dan Nusa Dua, studi ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Secara serentak (simultan) kualitas manajer, kepuasan kerja, dan budaya perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen manajer. Studi ini masih cukup banyak menyisakan pertanyaan, karena koefisien determinasi dari pengaruh kualitas manajer, kepuasan kerja, dan budaya perusahaan terhadap komitmen adalah 42,7 person. Pada beberapa studi terdahulu, menunjukkan konsistensi hasil, bahwa makin bervariasi berbagai faktor yang diidentifikasi mempengaruhi komitmen, makin besar koefisien determinasinya. Artinya, jika ingin memperoleh gambaran yang akurat tentang komitmen, dimasa datang studi yang dilakukan haruslah lebih memberikan keragaman faktor yang mempengaruhi komitmen. b.Ternyata, komitmen manajer hotel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja individu manajer. Sama halnya dengan studi terdahulu, penekanan komitmen pada perusahaan cenderung memiliki pengaruh yang lemah (bahkan tidak signifikan) terhadap kinerja individu. Atas dasar itu, penekanan konsep komitmen pada fokus yang berbeda pada studi dimasa datang, diduga akan memberikan hasil atau informasi yang berbeda. c.Kualitas manajer, kepuasan kerja, dan budaya perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja individu manajer. Tidak signifikannya berbagai faktor yang mempengaruhi determinan komitmen terhadap kinerja, karena pada dasarnya penelitian ini memiliki keterbatasan terhadap objektifitas pengukuran kinerja individu manajer. d.Budaya perusahaan ternyata memiliki efek positif yang lebih balk (koefisien regresi yang paling besar) dibanding dengan kualitas manajer dan kepuasan kerja. Ini berarti, jika pimpinan ingin menstimulus sikap komitmen manajer terhadap organisasi, maka akan lebih efektif membentuk budaya perusahaan yang kondusif. e.Manajer yang memiliki kualitas lebih baik, ternyata memiliki komitmen yang lebih tinggi, dibandingkan manajer yang memiliki kualitas rata-rata. Pada dasarnya, setiap manusia selalu menghindari kemungkinan akan gagalnya melakukan pekerjaan. Semakin tinggi kemungkinan gagal, semakin besar niat seseorang menghindari pekerjaan tersebut. Atas dasar itu, kualitas manajer amat menentukan tingkat komitmen mereka terhadap perusahaan. Tingginya kualias manajer akan membuat keyakinan mereka terhadap suksesnya suatu pekerjaan akan makin tinggi. Dengan kata lain makin berkualitas seorang manajer, maka keterlibatan mereka terhadap perusahaan dimana mereka bekerja akan makin besar. f.Manajer yang merasa terpuaskan dari aspek intrinsik, ternyata memiliki tingkat; komitmen yang lebih baik dibandingkan manajer yang merasa kurang puas. Studi ini memusatkan perhatiannya pada level manajer dengan masa kerja tertentu. Pada level yang demikian tinggi dan bekerja pada perusahaan dengan kategori hotel berbintang, persoalan insentif finansial tentunya secara umum bukanlah merupakan persoalan yang mendasar. Argumentasi inilah yang melatarbelakangi mengapa justru kepuasan intrinsik yang mempengaruhi komitmen manajer secara signifikan. g.Manajer yang menyatakan bahwa budaya perusahaan kondusif atau balk, adalah manajer yang memiliki komitmen yang tinggi. Budaya perusahaan akan menjadi tuntunan perilaku bagi manajer yang menjadi bagian dari perusahaan. Suasana perusahaan yang mendukung kreatifitas, sistem imbalan yang adil, komunikasi dua arah yang baik, kejelasan arah dan tujuan perusahaan, merupakan alasan mendasar yang membuat manajer memiliki komitmen terhadap perusahaan. Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, yaitu menyangkut objektifitas pengukuran kinerja individu manajer. Hal ini merupakan kesempatan bagi penelitian semacam ini untuk memperdalam studi tentang komitmen Iebih Ianjut.

Actions (login required)

View Item