Agus Supriyadi, 090315090 M (2006) Pilkada Langsung: Studi Atas Dinamika Politik Lokal dan Strategi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Dalam Pilkada di Kabupaten Klaten. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2008-supriyadia-6394-ts1107-k.pdf Download (506kB) | Preview
Preview	Text (HALAMAN DEPAN) gdlhub-gdl-s2-2008-supriyadia-6394-ts1107-minHLM.pdf Download (172kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s2-2008-supriyadia-6394-ts1107-minFULL.pdf Download (2MB) | Preview
	Text (LAMPIRAN) gdlhub-gdl-s2-2008-supriyadia-6394-ts1107-minLAMP.pdf Restricted to Registered users only Download (744kB) | Request a copy

Abstract

Pilkada langsung yang telah dilakukan di Indonesia mulai tahun 2005, merupakan implementasi dari Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, didalamnya mengatur tentang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, baik untuk tingkat propinsi maupun Kabupaten/Kota. Tingkat propinsi adalah untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, sedang tingkat kabupaten untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati, serta untuk kota adalah memilih Walikota dan Wakil Walikota. Salah satunya pelaksanaan Pilkada Langsung tahun 2005 adalah di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Proses pilkada langsung di Kabupaten Klaten adalah untuk memilih pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, dimulai dengan proses-proses politik dari partai politik, khususnya partai politik yang memenuhi syarat dan mendaftarkan pasangan calon ke KPUD Kabupaten Klaten. Proses politik ini Partai Politik didahului dengan penjaringan bakal calon yang berminat dan harus melalui mekanisme internal partai dimana bakal calon akan mengikuti penjaringan. Bakal calon yang terlibat tidak saja dari kalangan pengurus atau kader partai politik, tetapi juga memberikan kesempatan seluas-Iuasnya kepada masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses. Inilah hal menarik dalam pilkada langsung, dimana proses pilkada langsung juga memberikan ruang bagi elit-elit lokal selain dari elit-elit partai politik. Dinamika politik lokal senantiasa mewarnai dalam kehidupan proses demokrasi, balk sebelum maupun sesudah pilkada di Kabupaten Klaten. Dinamika yang terjadi di internal partai politik sangat kental dimulai dari proses penjaringan sampai dengan penyaringan bakal calon. Dilain sisi adanya gabungan partai politik karena alasan pemenuhan syarat sesuai undang¬undang, dinamika dan konflik kepentingan semakin tajam dan sulit tercapainya konsensus, sehingga akhirnya pasangan calon gagal dipilih dan tidak jadi mendaftarkan pasangan calon ke KPUD Kabupaten Klaten. Pasangan calon bupati dan wakil bupati yang telah ditetapkan, haruslah bekerja keras menyusun strategi agar memperoleh simpati dan dukungan suara dari konstituen, agar memenangkan pertarungan dalam pilkada. Ketiga pasangan calon dalam Pilkada Klaten dengan Tim Sukses masing-masing, dengan segala strategi dan cara berupaya untuk bisa meraih kemenangan. Bahkan dalam tataran tertentu strategi dan cara yang dilakukan telah mengabaikan suatu etika politik dan melanggar ketentuan yang ada. Hal ini terbukti dengan adanya black campaign yang mendiskreditkan pasangan lain dan adanya money politics yang cukup kental. Sementara masyarakat pemilih sendiri masih dalam proses belajar berdemokrasi dan kesadaran politik yang kurang, ditambah kondisi ekonomi yang miskin, maka akumulasi dari hal ini semakin menyuburkan pragmatisme dan pada akhirnya money politics menjadi suatu hal yang sering terjadi dalam pilkada langsung.

Actions (login required)

View Item