Risa Dimas Putra, 040419111 (2009) MANFAAT ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PENGERJAAN JASA PADA PT. PERIKANAN NUSANTARA DI SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2010-putrarisad-14077-a0410-k.pdf Download (92kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2010-putrarisad-11906-a0410-m.pdf Restricted to Registered users only Download (883kB) | Request a copy |
Abstract
PT Perikanan Nusantara menggunakan metode tradisional dalam perhitungan harga pokok pengerjaan jasa dengan menggunakan jumlah hari tenaga kerja langsung sebagai cost driver untuk membebankan biaya tidak langsung ke masing-masing proyek. Penggunaan metode tradisional dengan menggunakan hanya satu jenis cost driver yaitu jumlah hari tenaga kerja langsung tidaklah relevan mengingat masing-masing proyek yang dikerjakan memiliki kompleksitas dan karakteristik yang berbeda-beda. Proyek kapal yang memiliki berat tonase yang besar relative lebih banyak ragam pengerjaan jasanya dibandingkan dengan kapal yang memiliki berat tonase yang lebih kecil. Dengan menggunakan metode activity based costing, perusahaan dapat memproleh informasi yang lebih akurat mengenai perhitungan harga pokok pengerjaan jasanya. Sebagai perbandingan, metode tradisional menentukan harga pokok pengerjaan jasa lebih rendah (undercosted) untuk 26 kapal seperti tertera pada table 4.14 dibandingkan dengan menggunakan metode activity based costing. Sedangkan 30 proyek lainnya metode tradisional menentukan harga pokok pengerjaan jasa lebih tinggi (overcosted) dibanding metode activity based costing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode activity based costing, sesungguhnya proyek-proyek yang undercosted menyerap biaya tidak langsung lebih banyak dan proyek-proyek yang overcosted menyerap lebih sedikit biaya. Metode activity based costing menggunakan lebih banyak pemicu sehingga biaya akan mengalokasikan biaya tidak langsung ke masing-masing proyek dengan lebih akurat, sesuai dengan tingkat kompleksitas, macam dan keragaman serta karakteristik masing-masing proyek. Maka dengan menggunakan metode activity based costing harga pokok pengerjaan jasa untuk proyek-proyek yang undercosted akan menjadi lebih tinggi. Sedangkan untuk proyek-proyek yang overcosted , harga pokok pengerjaan jasanya akan menjadi lebih rendah. Dengan demikian, melalui penggunaan metode activity based costing dapat menghilangkan distorsi biaya yang terjadi.
Actions (login required)
View Item |