MARISSA KUSUMAWARDANI, 040113658
(2005)
PERANAN LAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI PENILAI KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK (STUDI KASUS PADA PT.DUTACIPTA PAKARPERKASA DI SURABAYA).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Sejalan dengan berkembangnya teknologi, menjadikan masyarakat semakin kritis dan selektif dalam mengkonsumsi barang yang menjadi kebutuhannya, dimana tidak hanya berfokus pada harganya saja, tetapi juga pada kualitas produk yang akan dibeli. Namun membicarakan kualitas tidak akan pernah bisa lepas dari biaya kualitas yang harus dikeluarkan perusahaan, yaitu biaya yang timbul akibat kualitas suatu barang yang jelek ataupun juga merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk yang berkualitas.
PT. DUTACIPTA PAKARPERKASA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, bidang usahanya meliputi pemasangan tower dan galvanis (proses pelapisan baja dengan kadar seng tertentu, agar tidak berkarat). Sejak berdirinya, perusahaan selalu berusaha dalam meningkatan kualitas produknya dalam rangka peningkatan kepuasan konsumennya. Meskipun selama ini Perusahaan sudah berusaha dalam melakukan perbaikan – perbaikan kualitas terhadap produknya, namun Perusahaan belum melakukan pengukuran dan pelaporan biaya kualitas secara terpisah. Sehingga pengendalian biaya kualitas Perusahaan seharusnya bisa dilakukan dengan lebih optimal lagi.
Oleh karena itu diperlikan suatu identifikasi terhadap elemen-elemen biaya kualitas agar dapat digunakan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap pengendalian biaya kualitas.
Dari basil identifikasi setiap elmen biaya kualitas dapat diketahui mana yang termasuk kategori biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.
Berdasarkan laporan biaya kualitas yang telah disusun tampak bahwa biaya kualitas perusahaan jika dibandingkan dengan penjualan aktual menunjukkan adanya perubahan yang disebabkan oleh berubahnya penjualan aktual tiap periodenya.
Untuk tahun 2002 berada pada 4,4962% ; pada tahun 2003 berada pada posisi 3,8291% dan pada tahun 2004 sebesar 5,1639%. Dimana standart optimal yaitu 2,5 % dari penjualan aktual. Dalam hal ini program pengendalian dan perbaikan kualitas pada perusahaan sudah hampir mendekati 2,5%.
Persentase terbesar terserap untuk biaya pencegahan, meskipun perusahaan telah menaikkan proporsi biaya pencegahannya, tetapi biaya kegagalan masih saja terjadi. Dengan mengetahui peranan laporan biaya kualitas, perusahaan dapat menilai keefektifan pengendalian dan perbaikan kualitas produk. Sehingga pada tahun – tahun mendatang, biaya kegagalan itu dapat ditekan.
Actions (login required)
|
View Item |