RIZKA USWATUN HASANAH, NIM011611133126 (2019) PERBEDAAN KONVERSI BTA PADA PASIEN TB PARU KASUS BARU DENGAN DAN TANPA PENYAKIT PENYERTA DIABETES MELLITUS SETELAH TERAPI FASE INTENSIF REGIMEN STANDAR DEPKES DI PUSKESMAS PUTAT JAYA SURABAYA. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text
FK.PD.114-19 Has p abstrak.pdf Download (121kB) |
|
Text
FK.PD.114-19 Has p daftar isi.pdf Download (137kB) |
|
Text
FK.PD.114-19 Has p daftar pustaka.pdf Download (190kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FK.PD.114-19 Has p.pdf Restricted to Registered users only until 12 October 2022. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Menurut Global Tuberculosis Report 2015, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus TB paru terbanyak. Pada 2015, jumlah kasus TB paru kasus baru di Indonesia telah meningkat dari 330.910 kasus dibandingkan pada tahun 2014 dengan jumlah 324.539 kasus. DM adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kejadian TB yang memburuk. Diketahui bahwa pasien DM memiliki kelainan respon imun tubuh sehingga memfasilitasi infeksi M. tuberculosis dan menyebabkan penyakit TB. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan rancangan retrospektif cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien TB paru dewasa di Puskesmas Putat Jaya Surabaya periode 1 Januari 2015 - 31 Februari 2018 didapatkan sebanyak 135 pasien yang masuk kriteria inklusi yang kemudian diteliti. Hasil: Perbedaan antara hasil BTA pada awal pengobatan dan setelah dua bulan terapi intensif obat anti-TB lini pertama antara pasien TB dengan DM dan pasien TB tanpa DM menunjukkan hasil yang tidak signifikan, masing-masing (p = 0,484; p = 0,284) . Setelah dua bulan terapi fase intensif dengan obat anti-TB lini pertama hasil konversi pada pasien dengan DM ada 29 (87,9%) pasien berhasil konversi, 4 (12,1%) pasien tidak berhasil konversi, sedangkan pada pasien tanpa DM ada 96 (94,1%) pasien berhasil konversi, 6 (5,9%) pasien tidak berhasil konversi. Jumlah pasien TB paru dewasa adalah 135 pasien. Dari 135 pasien, ditemukan 33 pasien DM dan 102 pasien tanpa DM Kesimpulan: Pasien TB tanpa DM lebih memiliki peluang untuk berhasil konversi BTA setelah dua bulan terap intensif obat anti-TB lini pertama.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FK.PD 114/19 Has p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | TB paru, Diabetes mellitus, Batang tahan asam | ||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC306-320.5 Tuberculosis | ||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Marina | ||||||
Date Deposited: | 12 Oct 2019 02:30 | ||||||
Last Modified: | 12 Oct 2019 02:30 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/88948 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |