Thetty Khulafa’ur Rosidah (2019) Fisioterapi Dada Untuk Menurunkan Frekuensi Batuk Pada Pasien Ppok. Tugas Akhir D3 thesis, Universitas Airlangga.
Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (781kB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (216kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (240kB) |
|
Text
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf Download (326kB) |
|
Text
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf Download (545kB) |
|
Text
6. BAB 3 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI.pdf Restricted to Registered users only until 21 January 2023. Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
7. BAB 4 LAPORAN STUDI KASUS.pdf Restricted to Registered users only until 21 January 2023. Download (447kB) | Request a copy |
|
Text
8. BAB 5 PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 January 2023. Download (322kB) | Request a copy |
|
Text
9. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 January 2023. Download (213kB) | Request a copy |
|
Text
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (398kB) |
|
Text
11. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 January 2023. Download (320kB) | Request a copy |
Abstract
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang ditandai dengan gejala pernapasan persisten dan hambatan aliran udara yang disebabkan oleh saluran napas dan atau kelainan alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan signifikan terhadap partikel atau gas yang berbahaya. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Angka kejadian PPOK di dunia mencapai 4,8% pada tahun 2012, menurut World Health Organization (WHO) dalam World Health Report yang diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Tanda dan gejala pada PPOK adalah batuk kronis kurang lebih selama 2 minggu, sputum produktif, sesak napas, kadang disertai mengi (wheezing), dan gejala non spesifik berupa lesu, lemas, penurunan berat bedan, serta anoreksia. Efektivitas batuk pada PPOK akan menurun oleh karena penurunan pergerakan silia dan peningkatan jumlah sekret. Pasien dengan PPOK dan batuk produktif memiliki risiko tinggi untuk terjadinya eksaserbasi dan mortalitas. Program fisioterapi yang dilakukan untuk menurunkan frekuensi batuk adalah dengan latihan fisioterapi dada (chest physiotherapy). Tujuan latihan fisioterapi dada adalah untuk mengeluarkan sekret. Penurunan jumlah sekret diharapkan mengurangi frekuensi batuk, sehingga dapat mengurangi angka kejadian eksaserbasi serta angka kematian oleh karena PPOK.
Item Type: | Thesis (Tugas Akhir D3) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FV.FST.07/19 Ros f | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Fisioterapi, Fisioterapi Dada, Frekuensi Batuk, PPOK | ||||||
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM930-931 Rehabilitation therapy | ||||||
Divisions: | 15. Fakultas Vokasi > Departemen Kesehatan > D3 Fisioterapi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Marina | ||||||
Date Deposited: | 21 Jan 2020 01:41 | ||||||
Last Modified: | 21 Jan 2020 04:39 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/93599 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |