Arief Heru Wicaksono (2014) Pengukuran Suhu Pada Pasien yang Dilakukan Operasi Elektif Usia >40 Tahun Setelah Pemberian Anastesi Umum >2 Jam di Gedung Bedah Pusat Terpadu. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (JUDUL)
1. JUDUL .pdf Download (159kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK .pdf Download (196kB) |
|
Text (KATA PENGANTAR)
3. KATA PENGANTAR .pdf Download (257kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
4. DAFTAR ISI.pdf Download (324kB) |
|
Text (DAFTAR SINGKATAN)
5. DAFTAR SINGKATAN .pdf Download (39kB) |
|
Text (BAB I)
6. BAB I.pdf Download (380kB) |
|
Text (BAB II)
7. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (BAB III)
8. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB) | Request a copy |
|
Text (BAB IV)
9. BAB IV .pdf Restricted to Registered users only Download (151kB) | Request a copy |
|
Text (BAB V)
10. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (496kB) | Request a copy |
|
Text (BAB VI)
11. BAB VI .pdf Restricted to Registered users only Download (368kB) | Request a copy |
|
Text (BAB VII)
12. BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (377kB) | Request a copy |
|
Text (LAMPIRAN)
13. LAMPIRAN .pdf Restricted to Registered users only Download (712kB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Hipotermia didefinisikan sebagai temperatur inti yang kurang dari 36°C (96.8°F) dan merupakan komplikasi yang umum terjadi, tetapi hal ini dapat dicegah dengan prosedur perioperatif yang baik. Anestesi menyebabkan tubuh menjadi poikilotermia dimana temperatur suhu tubuh cenderung turun mengikuti suhu sekitar. Sehingga sudah seharusnya suhu tubuh dipertahankan tetap dalam normothermia selama pemberian anesthesia. Tujuan : Untuk mengukur pravalensi hipotermia pada pasien usia> 40 tahun yang dilakukan operasi elektif dengan general anastesi lebi dari 2 jam di GBPT RSU Dr.Soetomo Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Kami meneliti pasien yang dilakukan operasi elektif di GBPT selama satu bulan. Pasien diukur suhu membrane timpani, suhu kamar operasi kami catat dan vital sign pada saat masuk kamar operasi. Durante operasi pada dua jam pertama kami lakukan pemeriksaan suhu tubuh pasien, suhu kamar operasi, vital sign, dan keseimbangan cairan. Post operatif kami analisa kejadian menggigil. Setelah itu hasilnya kami analisa. Hasil : setelah dilakukan anestesi selama 2 jam, terjadi penurunan suhu tubuh pasien dibawah 36°C sebanyak 48 penderita (85,69%) dengan rincian suhu antara 35,0 -35,9°C sebanyak 17 penderita (30,35%), suhu antara 34,0°C – 34,9°C sebanyak 27 penderita (48,2%) dan 4 penderita (7,14%) suhu yang turun dibawah 34,0%. Suhu kamar operasi di GBPT yang kami teliti tertinggi sekitar 26,2°C pada kamar operasi 503 dan suhu kamar operasi terendah di 610 berkisar 22,4°C. sedangkan kejadian menggigil pasca operasi didapatkan sebanyak 4 pasien (7,14%) dari total 56 pasien yang diteliti Kesimpulan : kejadian hipotermia masih tinggi di GBPT RSUD dr Soetomo, namun kejadian menggigil hanya ditemukan sekitar 7,14%. Penelitian ini juga menemukan bahwa suhu kamar operasi masih kurang ideal untuk ruang operasi dimana suhu kamar operasi masih rata rata diatas 22°C. Kata Kunci: hipotermia, menggigil
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hipotermia, menggigil | ||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC31-1245 Internal medicine | ||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Anestesiologi dan Reanimasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Ika Rudianto | ||||||
Date Deposited: | 2015 | ||||||
Last Modified: | 19 Jan 2024 00:55 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/93854 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |