Aldita Cahyani Puspitasari (2015) Studi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Guillain-Barré Syndrome (Gbs) Dengan Infeksi (Penelitian Dilakukan Di Departemen Ilmu Penyakit Saraf Rsud Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (316kB) |
|
Text (ABSTRACT)
2. ABSTRACT.pdf Download (182kB) |
|
Text (BAB 1)
3. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (227kB) |
|
Text (BAB 2)
4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (804kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 3)
5. BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (294kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 4)
6. BAB IV METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (259kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 5)
7. BAB V HASIL PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (335kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 6)
8. BAB VI PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (254kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 7)
9. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (312kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (255kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
11. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 21 May 2023. Download (426kB) | Request a copy |
Abstract
Guillain-Barré Syndrome (GBS) merupakan inflamasi dan demielinisasi polineuropati akut yang pada umumnya terjadi setelah adanya infeksi pencetus serta ditandai oleh kelemahan motorik, paralisis, dan hiporefleksia simetris, asendens dan progresif dengan atau tanpa disertai gejala sensorik atau otonom. Pasien GBS yang mendapatkan perawatan di rawat inap, ICU, dan menggunakan ventilasi mekanis (trakeostomi), atau kateter selama beberapa waktu, dapat mengalami infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang didapatkan dari rumah sakit dan infeksi tersebut bukan merupakan penyebab awal pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial ini dapat meningkatkan tingkat morbiditas dan mortalitas pasien GBS, oleh karena itu penanganan tindakan medis dan pemberian antibiotika yang tepat dapat mencegah timbulnya komplikasi infeksi nosokomial tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada pasien Guillain-Barré Syndrome dengan infeksi di Instalasi Rawat Inap Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya meliputi jenis, bentuk sediaan, dosis, rute, waktu dan lama pemberian antibiotika yang digunakan. Penelitian dilakukan secara observasional dan retrospektif terhadap Dokumen Medik Kesehatan (DMK) pasien di instalasi rawat inap Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr.Soetomo Surabaya periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2013. Dari hasil penelitian ini diperoleh data pasien dengan diagnosis akhir GBS yang mendapatkan terapi antibiotika lebih dari 3 hari sejumlah 14 pasien.Hasil dari penelitian ini adalah terapi antibiotika yang umumnya digunakan pada pasien GBS dengan infeksi adalah ceftriaxone melalui IV dengan dosis 2x1 g (39,31%). Jenis infeksi yang sering terjadi adalah sepsis dan pneumonia masing-masing sebanyak 4 pasien (16,67%). Tiga dari empat pasien sepsis mengalami syok sepsis dan merupakan faktor utama yang menyebabkan pasien meninggal dunia. Dari 9 sampel yang dilakukan uji kultur, 5 (35,71%) menghasilkan hasil positif pertumbuhan bakteri dan jenis bakteri terbanyak adalah bakteri gram negatif yaitu Enterobacter cloacae dan Enterobacter hormachei. Pemberian antibiotika empiris dan definitif pada pasien GBS dengan infeksi sangat berperan penting dalam mencegah perburukan kondisi klinis dari pasien. Berdasarkan hasil analisis perbandingan kondisi pasien dengan data klinis dan data laboratorium, pasien yang mendapatkan terapi antibiotika empiris mengalami perbaikan suhu sebanyak 4 pasien (33,33%), nadi sebanyak 3 pasien (25,00%), RR sebanyak 1 pasien (8,33%), dan WBC sebanyak 7 pasien (70,00%).Sedangkan pasien yang mendapatkan terapi antibiotika definitif mengalami perbaikan suhu sebanyak 2 pasien (33,33%), nadi sebanyak 1 pasien (16,67%), RR sebanyak 2 pasien (28,57%), dan WBC sebanyak 2 pasien (40,00%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jenis infeksi terbanyak adalah sepsis dan pneumonia masing-masing 4 pasien (16,67%). Dari 9 sampel yang dilakukan uji kultur, 5 (35,71%) menghasilkan hasil positif dan jenis bakteri terbanyak adalah Enterobacter cloacae dan Enterobacter hormachei masing-masing 2 pasien (22,22%). Antibiotika empiris yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone IV dengan dosis 2x1 g pada 10 pasien (43,48%) dengan rentang lama penggunaan terbanyak selama 6-10 hari pada 12 pasien (52,17%). Sedangkan antibiotika definitif yang paling banyak digunakan adalah levofloxacin IV dengan dosis 1x750 mg pada 3 pasien (30,00%) dengan rentang lama penggunan terbanyak selama 6-10 hari pada 5 pasien (50,00%).
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF FK. 11/14 Pus s | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Antibiotics Therapy, Drug Utilization Study, Guillain-Barré Syndrome (GBS), Nosocomial Infections | |||||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RC Internal medicine |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | |||||||||
Date Deposited: | 29 Jan 2015 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 22 May 2020 05:44 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10226 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |