ARI ZUNTRIANA, 070316899
(2007)
MODEL PERILAKU PENEMUAN INFORMASI STAF PENGAJAR PERGURUAN TINGGI: Studi Deskriptif Mengenai Kebutuhan Informasi dan Perilaku Penemuan Informasi Staf Pengajar FISIP Universitas Airlangga Menurut Model TD Wilson dan David Ellis.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Perilaku penemuan informasi dan kebutuhan informasi merupakan dua subyek yang berada dalam cakupan perilaku informasi manusia (human information behaviour). Dua konsep ini merupakan subyek yang spesifik berasal dari disiplin ilmu Informasi dan Perpustakaan, dan telah digunakan pula secara meluas oleh banyak disiplin ilmu lain, diantaranya adalah sistem informasi. Asal mula dari konsep perilaku penemuan informasi manusia berawal dari studi yang dilakukan terhadap pengguna perpustakaan dan studi keterbacaan (readership studies). Namun, studi perilaku penemuan informasi manusia modern sendiri baru dimulai pada tahun 1948.
Saat ini telah banyak teori dan model perilaku penemuan informasi serta kebutuhan informasi yang berkembang dan digunakan sebagai acuan dalam berbagai penelitian perilaku informasi di seluruh dunia, antara lain adalah model perilaku penemuan informasi manusia David Ellis, model perilaku informasi TD Wilson, teori penemuan informasi Krikelas, model perilaku penemuan informasi Kulthau, teori sense making Brenda Dervin, model penemuan informasi Marchionini, penemuan informasi kebutuhan sehari-hari Savolainen, dan teori kebutuhan informasi Taylor.
Dalam studi ini, teori yang digunakan adalah bermacam-macam, namun model perilaku penemuan informasi yang diacu secara primer adalah gabungan antara model perilaku penemuan informasi David Ellis dan konteks kebutuhan informasi TD Wilson. Model perilaku penemuan informasi Ellis terdiri atas sejumlah tahap, yaitu starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verging, dan ending. Sedangkan konteks kebutuhan informasi manusia menurut Wilson adalah kebutuhan terkait lingkungan, peran sosial, dan personal. Selain itu, Wilson juga menambahkan hambatan (barriers) yang dihadapi pengguna dalam modelnya. Dengan menggabungkan dua model perilaku ini peneliti berharap dapat membangun model perilaku penemuan informasi staf pengajard yang lebih komprehensif, dibandingkan dengan studi lain yang telah ada sebelumnya.
Actions (login required)
|
View Item |