Zulfa Avidiansyah (2015) Pembentukan Identitas Sosial Remaja Dalam Komunitas Baca Goodreads Indonesia Regional Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2015-avidiansya-38162-7.abstr-k.pdf Download (317kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
17682.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (1. halaman judul)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (368kB) |
||
Text (2. ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (318kB) |
||
Text (3. DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI.pdf Download (312kB) |
||
Text (4. BAB I PENDAHULUAN)
4. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (440kB) |
||
Text (5. BAB II GAMBARAN UMUM)
5. BAB II GAMBARAN UMUM.pdf Restricted to Registered users only Download (739kB) | Request a copy |
||
Text (6. BAB III TEMUAN DATA)
6. BAB III TEMUAN DATA.pdf Restricted to Registered users only Download (651kB) | Request a copy |
||
Text (8. BAB V PENUTUP)
8. BAB V PENUTUP.pdf Restricted to Registered users only Download (290kB) | Request a copy |
||
Text (9. DAFTAR PUSTAKA)
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (214kB) |
||
Text (7. BAB IV ANALISIS DATA)
7. BAB IV ANALISIS DATA.pdf Restricted to Registered users only Download (484kB) | Request a copy |
Abstract
Komunitas baca pada dewasa ini mulai menunjukkan kemunculannya dan eksistensi keberadaannya. Kemunculannya tidak terlepas dari para anggotanya yang masih remaja di mana mereka memiliki kesenangan terhadap kegiatan membaca terhadap bacaan populer yang diiringi dengan perkembangan teknologi informasi, membantu para remaja untuk dapat berinteraksi, mengaktualisasikan diri dan menghubungkan diri mereka dengan remaja lain yang memiliki kesenangan yang sama. Interaksi yang dilakukan oleh remaja yang sedang dalam krisis identitas memberikan dampak terbentuknya identitas bagi para remaja yang sedang mengalami masa perkembangan. Disisi lain interaksi remaja yang tergabung ke dalam komunitas selain membentuk identitas sosial juga dapat menghasilkan sebuah hubungan sosial (social relationship) antar anggota komunitas. Social relationship yang terbentuk berimplikasi pada kekuatan hubungan yang terjalin di dalamnya yang memperjelas keberadaan mereka sebagai anggota sebuah komunitas. Fenomena tersebut menjadi perhatian untuk mengetahui gambaran pembentukan identitas sosial dan hubungan sosial di dalam sebuah komunitas. Penelitian ini menggunakan self-disclosure (penyingkapan diri) oleh Derlega dan Grzerlack yang terdiri dari social validation, social control, self-clarification, self-expression, dan relationship development untuk memberikan gambaran pembentukan identitas sosial serta menggunakan beberapa konsep seperti kedekatan, keintiman emosi, kepercayaan dalam pertukaran, pengalaman bersama, kemampuan berkomunikasi, dan penyingkapan diri untuk mengetahui kekuatan hubungan sosial yang membentuk identitas sosial remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif tipe deskriptif dan metode simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 102 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 33,3% melakukan sapaan kepada anggota lain dan memperkenalkan diri, serta memohon bimbingan kepada anggota, 41,2% menampilkan nama dan genre buku untuk dapat dikenal, 39,2% memberikan rating buku yang telah dibaca agar mudah diterima dan dikenali. 51% bersikap bersahabat saat berada ditengah-tengah aktivitas, 61,8% menanggapi dengan senang hati ide yang disampaikan oleh rekan, 66,7% menerima peraturan komunitas sebagai penyesuaian diri. Ketika identitas telah melebur 57,8% bersedia menjadi panitia pelaksana, 34,3% tidak bersedia menjadi moderator, 76,5% tidak bersedia menjadi ketua, 53,9% tidak bersedia menjadi pengurus/operator media. Sebagai bentuk ekspresi diri sebesar 40,2% me-review buku dan me-rating buku yang telah dibaca, 63,7% memberikan komentar yang membangun. Selanjutnya untuk membina hubungan antaranggota sebesar 44,1% menghubungi melalui PM. Kemudian skor kekuatan dari aspek kedekatan sebesar 2,45, keintiman emosi 2,83, kepercayaan dalam pertukaran 2,57, pengalaman bersama 2,42, kemampuan berkomunikasi 3,01, penyingkapan diri 2,84. Dari keenam aspek tersebut masing-masing tergolong ke dalam kategori kuat dan rata rata skor keseluruhan kekuatan social relationship sebesar 2,68 termasuk ke dalam kategori kuat. Translation: Reading community has been a big hit nowadays as it is starting to emerge its existence. The best trigger of it is teenager‟s pleasure in reading popular text which is accompanied by the fast development of technology as well. This pleasure helps them to interact and explore their potential with other teenagers of the same interest. This social interaction gives a big impact in their identities‟ development when those teenagers are in their critical stage of identity development. Moreover, it helps their social relationship with another teenager in the community as well. Thus, social relationship holds an important role to their existence as the community member. This phenomenon gives a significant insight on building teenager‟s social identity and social relationship within the community. Self-disclosure theory by Derlega and Grzerlack is used in conducting this descriptive qualitative research with random sampling method. Social validation, social control, self-clarification, self-expression, and relationship development enlighten the general idea of their social identity formation combined with some concepts such as closeness, emotional intimacy, reciprocal trust, shared experiences, ability to communicate, and self-disclosure to determine the strength of social relationship in forming the social identity. The result of examining 102 respondents as stated below; 34% greeted, introduced themselves, and asked help to the other member; 42% showed the title and genre of the book to get popular among the members; 40% gave feedback and rating to the book they had read in order to be accepted easily and acknowledged within the community; 52% were being friendly in certain activities; 63% gave pleasant response toward their partner‟s idea; and 68% accepted all of the community rules to adapt. When the identity has merged to the community, 59% became the committee, 67% disinclined to be moderator, 78% were not interested to be the chief, and 55% did not want to be the board of media. In expressing themselves, 41% of the respondents were reviewing as well as giving rates to the book they have read, 65% offered productive criticism, and 45% contacting each other by personal message to build membership relation. As a final point, the score of closeness aspect is 2,45; emotional intimacy 2,83; reciprocal trust 2,57; shared experiences 2,42; ability to communicate 3,01; self-disclosure 2,84. Each of those six aspects categorized as strong aspects. It also categorized as strong category of social relationship with average result 2,68.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis IIP. 23/15 Avi p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | TEENAGERS; GROUP IDENTITY | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV697-3024 Special classes > HV1421-1441 Young adults. Youth. Teenagers | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Informasi dan Perpustakaan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Yusuf Jailani | ||||||
Date Deposited: | 02 Sep 2015 12:00 | ||||||
Last Modified: | 18 Mar 2020 08:12 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17682 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |