TRI PUTRI YUNDIARTI, 101111343 (2013) PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA YANG DIPERLUKAN DALAM IMPLEMENTASI BEHAVIOR-BASED SAFETY (BBS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)(Studi Kasus Di PT Alstom Power Energy System Indonesia). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (123kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
23188.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Behavior-based safety (BBS) merupakan pendekatan proses terhadap perilaku pekerja untuk meningkatkan perilaku aman. Implementasi BBS memerlukan kriteria BBS dan kriteria yang harus dijalankan dalam program agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah menentukan prioritas kriteria yang diperlukan dalam implementasi BBS dengan metode analytic hierarchy process AHP di PT Alstom Power ESI. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh melalui wawancara pada 13 orang expert dan observasi, serta data sekunder. Variabel yang ditetiliti adalah kriteria BBS sebagai level kriteria (ownership, definition of safe/unsafe behavior, training, observation, establishing baseline performance, feedback, reinforcement, goal-setting, dan review), kriteria yang harus dijalankan dalam program sebagai level alternatif (leadership, communication, dan procedure), dan prioritas kriteria yang diperlukan dalam implementasi BBS. Hasil penelitian menunjukan bahwa prioritas terhadap level kriteria (kriteria BBS) adalah kriteria definition of safe/unsafe behavior dengan bobot prioritas 0,151. Sebagian besar prioritas terhadap level aleternatif pada level kriteria adalah communication, antara lain pada kriteria ownership (0,475), definition of safe/unsafe behavior (0,501), training (0,510), establishing baseline performance (0,396), feedback (0,551), goal-setting (0,413), review (0,411), sedangkan prioritas terhadap kriteria observation dan reinforcement adalah leadership (0,420 dan 0,446), serta prioritas kriteria yang diperlukan dalam implementasi BBS adalah communication dengan bobot prioritas 0,440. Saran yang dapat diberikan untuk manajemen adalah menentukan definisi perilaku tidak aman dengan jelas, melakukan evaluasi terhadap pemahaman perilaku aman dan perilaku tidak aman pada seluruh pekerja, serta meningkatkan kegiatan safety campaign untuk meningkatkan pengetahuan pekerja terhadap perilaku aman. Selain itu, meningkatkan komunikasi dua arah antara manajemen dengan karyawan sebanyak 2-3 kali dalam satu minggu dengan cara observasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 148/13 Yun p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | behavior-based safety | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD58.7-58.95 Organizational behavior, change and effectiveness. Corporate culture | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Marina | ||||||
Date Deposited: | 20 Nov 2013 12:00 | ||||||
Last Modified: | 15 Jun 2017 21:11 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/23188 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |